Find Us On Social Media :

'Saya Capek Jelaskan Ini Berulang-ulang', Kisah Penuh Frustasi dari Keluarga Tanpa Sidik Jari, Sekadar Beli Barang Murahan Ini pun Tak Bisa

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 27 Desember 2020 | 12:11 WIB

Amal dan Apu Sarker

Pada tahun 2008, ketika Apu masih kecil, Bangladesh memperkenalkan kartu ID Nasional untuk semua orang dewasa, dan database membutuhkan cap jempol.

Para karyawan yang bingung tidak tahu bagaimana cara mengeluarkan kartu untuk ayah Apu, Amal Sarker.

Akhirnya, dia menerima sebuah kartu dengan cap "TANPA SIDIK JARI".

Pada 2010, sidik jari menjadi wajib untuk paspor dan SIM.

Baca Juga: Virus Corona Tidak Akan Menjadi Pandemi Terakhir, Kepala WHO Peringatkan Akan Hal yang Lebih Mendesak Ini: 'Sejarah Memberi Tahu Kita'

Setelah beberapa kali mencoba, Amal bisa mendapatkan paspor dengan menunjukkan surat keterangan dari papan medis.

Dia tidak pernah menggunakannya, sebagian karena dia takut akan masalah yang dia hadapi di bandara.

Dan meskipun mengendarai sepeda motor sangat penting untuk pekerjaan bertani, dia tidak pernah mendapatkan barang murahan ini: SIM.

“Saya sudah bayar biayanya, lulus ujian, tapi mereka tidak mengeluarkan izin karena saya tidak bisa memberikan sidik jari,” ujarnya.

Baca Juga: Saddam Hussein, Diktator Irak Bisa Menenggelamkan Kapal Perang Angkatan Laut yan Gagah Milik AS: Guncangan dari Ledakan Merusak Sistem Perpipaan Kapal