Fakta tentang peristiwa ini sendiri baru mulai terungkap setelah seorang sejarawan mengumpulkan bukti.
"Butuh sekelompok wanita untuk mengungkap kebenaran ini - dan akhirnya mengungkapkannya."
Sejarawan militer Lynette Silver sedang mendiskusikan apa yang terjadi pada 22 perawat Australia yang digiring ke laut di Pulau Bangka, Indonesia, dan ditembak dengan senapan mesin pada Februari 1942. Semua kecuali satu tewas.
"Itu cukup menyentak indera. Kebenaran yang terlalu mengerikan untuk dibicarakan," kata Silver, berbicara tentang klaim yang dia detail dalam buku baru.
Orang yang selamat
Tentara Jepang telah memisahkan pria dan wanita di Pulau Bangka sebelum menembak kedua kelompok tersebut dari pandangan satu sama lain.
Perawat Vivian Bullwinkel ditembak dalam pembantaian itu tetapi selamat dengan berpura-pura mati. Dia bersembunyi di hutan dan dibawa sebagai tawanan perang, sebelum akhirnya kembali ke Australia. Dari sekelompok kecil pria yang dibantai, dua orang diketahui masih hidup: Ernest Lloyd dan Eric Germann.
Dari mulut Bullwinkel inilah fakta mengerikan di balik peristiwa tersebut terungkap.