“Sejauh yang mereka ketahui, darah kami lebih murah daripada air dan tuntutan kami untuk keadilan dan pertanggungjawaban hanyalah dianggap gangguan,” katanya, yang tidak mau disebutkan namanya.
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka "sangat prihatin" dengan pengampunan tersebut.
Pengampunan itu dikatakan "berkontribusi pada impunitas dan memiliki efek memberanikan orang lain untuk melakukan kejahatan semacam itu di masa depan".
Pensiunan jenderal AS Mark Hertling, yang bertugas di Irak, menyebut pengampunan itu "mengerikan dan menjijikkan".
“Ini adalah kejahatan perang yang menyebabkan kematian 17 warga sipil Irak. Malu pada Anda Tuan Presiden,” cuit Hertling, menggunakan angka kematian yang lebih tinggi yang dilaporkan oleh pihak berwenang Irak pada saat penembakan.
Paul Slough, Evan Liberty, Dustin Heard, dan Nicholas Slatten dihukum pada tahun 2014 setelah persidangan selama berbulan-bulan di pengadilan federal Washington.