Find Us On Social Media :

Inilah Para Wanita dari Perang Inggris yang Perannya Terabaikan Padahal Tak Terhitung Jumlahnya Baik di Darat Maupun Udara

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 22 Desember 2020 | 07:30 WIB

Salah satu pilot wanita dalam perang Inggris.

Dia mungkin akan sangat terkejut oleh gadis masyarakat Mona Friedlander, yang menyerahkan keberadaan hak istimewa yang berkilauan untuk melakukan penerbangan pengiriman ATA yang seringkali berbahaya.

Keputusannya bahkan dilaporkan di sebuah surat kabar, yang mencatat bahwa pilot baru tersebut adalah seorang 'gadis masyarakat London yang kaya, berusia 24 tahun, yang suka menari, berenang, bepergian, dan menghibur di apartemen Park Lane yang luas milik ayahnya.'

Sosok kelas atas lainnya yang mendaftar adalah Margaret Fairweather, yang kedua orang tuanya adalah anggota parlemen, dan menjadi wanita pertama yang menerbangkan Spitfire.

Mungkin pilot ATA paling terkenal dari semuanya adalah penerbang terkenal Amy Johnson, wanita pertama yang terbang sendirian dari Inggris ke Australia.

Johnson sayangnya akan mati saat menjalankan tugas, ketika cuaca buruk menyebabkan dia menyelamatkan diri ke Sungai Thames dan tenggelam.

Mengirimkan pesawat ke lapangan terbang di seluruh negara sangat penting selama Pertempuran Inggris.

Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah anggota Women’s Auxiliary Air Force (WAAF) yang tetap berada di darat.

Peran mereka berkisar dari operator radar dan mekanik pesawat hingga ahli meteorologi dan 'komplotan', yang menggeser penanda di peta besar untuk melacak apa yang terjadi di udara.

Komplotan ini, yang akrab bagi banyak dari kita berkat film yang tak terhitung jumlahnya tentang Perang Dunia Kedua, adalah bagian dari 'sistem Dowding', jaringan intersepsi radar yang memperingatkan RAF akan serangan Luftwaffe yang akan segera terjadi.

Baca Juga: Rudal Jarak Jauh yang Jadi Andalan TNI Ini Dulu Pernah Menghajar Kapal-Kapal Perang Inggris di Perang Falkland