Find Us On Social Media :

Perang Manchuria, Saat Jepang Sudah Alami Kekalahan Digempur Bom Atom Sekutu, Masih Saja Hadapi Serangan Uni Soviet Sampai Kaisar Hirohito Meminta Menyerah Saja

By Maymunah Nasution, Minggu, 20 Desember 2020 | 19:35 WIB

Pertempuran Manchuria, serangan Uni Soviet yang dikirim Stalin untuk hancurkan Jepang

Kemudian setelah pecahnya Perang Sino-Jepang pada 1937, Soviet menyelesaikan pakta non-agresi dengan Tiongkok dan mulai berikan bantuan militer untuk menenggelamkan Jepang lebih dalam.

Setelah Perang Dunia Kedua di Eropa pecah, Soviet menandatangani Pakta Netralitas dengan Jepang pada April 1941 untuk menghindari perang dua front.

Jerman lalu menyerang Soviet pada 22 Juni, membuat Stalin memerintahkan front Timur Jauh untuk tidak mengambil tindakan apa pun yang dapat memicu serangan Jepang.

Stalin akhirnya yakin jika Jepang tidak akan menyerang Uni Soviet hanya setelah diyakinkan sumber-sumber intelijen, dan kemudian memindahkan divisi terbaiknya di Timur Jauh untuk ikut mempertahankan Moskow.

Baca Juga: Padahal Prancis Miliki Senjata dan Tank Serta Prajurit Lebih Banyak Tapi Tetap Saja Kalah, 10 Fakta ini Mungkin Tidak Pernah Anda Ketahui tentang Perang Dunia Kedua

Setelah serangan Jerman berhenti, Stalin ungkapkan niatnya untuk bergabung dalam perang melawan Jepang.

Hal itu ia sampaikan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Anthony Eden.

Stalin awalnya menolak permintaan Eden untuk segera bergabung dalam perang, karena Soviet terikat dalam Pakta Netralitas, dan karena Soviet harus melawan Jerman dahulu, Stalin tidak ingin berperang di dua front.

Hanya ketika Soviet memenangkan pertempuran Stalingard, Stalin mulai mempersiapkan menggempur Jepang.

Baca Juga: Diyakini Sebagai Dedengkot PKI, Ternyata DN Aidit Hanyalah Kroco, Dua Orang Inilah Petinggi PKI Sesunguhnya di Indonesia, Pernah Bertemu Stalin di Moskow