Find Us On Social Media :

China Maruk Ingin Kuasai Laut China Selatan, Inilah Rencana Super Gila Amerika Ingin Halangi Negeri Panda, Gunakan Kekuatan Militer dengan Terobosan Besar Ini

By Mentari DP, Selasa, 15 Desember 2020 | 11:00 WIB

Konflik Laut China Selatan.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) dan China telah terlibat dalam perang kata-kata selama bertahun-tahun.

Namun konflik di Laut China Selatan beda karena menggunakan pasukan militer.

Sehingga ada kekhawatiran besar akan konflik di wilayah  yang dijuluki perairan termahal di dunia itu.

Jika konflik terjadi, AS mengatakan akan siap karena mulai menggunakan drone untuk bekerja bersama teknologi tak berawak untuk membantu skenario tempurnya mulai tahun 2021.

Baca Juga: Berbulan-bulan Lakukan 'Pelanggaran', India Langsung Mencak-mencak Tak Terima dan Salahkan China Karena Merasa Selalu Dijahati, 'Mereka Provokasi Kami Duluan'

Pentingnya penyertaan tersebut dikemukakan oleh Laksamana Muda Robert Gaucher, direktur markas besar maritim dengan AS Armada Pasifik.

“Kami sedang syuting untuk awal 2021 agar dapat menjalankan masalah pertempuran armada yang berpusat pada teknologi tak berawak," ungkap Robert Gaucher.

“Itu akan ada di laut, di atas laut, dan di bawah laut saat kami akan mendemonstrasikan bagaimana kami dapat menyelaraskan diri dengan AS. Indo-Pacific Command mengarahkan untuk menggunakan eksperimen untuk mendorong kematian."

Baca Juga: Sempat Dicap Sebagai Pencipta Virus Corona, Bill Gates Kembali Prediksi Masa Depan Amerika Suram, 'Sampai Tahun 2022!'

Keputusan tersebut dielu-elukan sebagai "terobosan besar" bagi AS, menurut Eurasiantimes.com.

Operasi pelatihan secara rutin terjadi di perairan, oleh semua negara yang mengklaim wilayah tersebut.

Angkatan Laut AS secara teratur menjalankan masalah pertempuran armada, yang memungkinkan militer untuk menguji bagaimana mereka akan mengerahkan pasukannya jika konflik meletus.

Ia dilaporkan juga menginginkan sekitar 2 miliar US Dollar untuk menghasilkan 10 kapal permukaan tak berawak selama lima tahun ke depan.

Hanya saja Kongres AS saat ini mengajukan keberatan.

"Saya ingin menempatkan kapal permukaan tak berawak di dalam area yang ditolak musuh," ungkap Gaucher.

"Jika saya kehilangannya, saya kehilangan kapal yang jauh lebih murah dan saya tidak kehilangan nyawa orang Amerika."

 

 

Baca Juga: Bertetangga dengan India Tapi Tak Pernah Akur, Pasukan China dan Pakistan Mendadak Bertemu Setelah Sekian Lama dan Lakukan Hal Ini, Mau Serang India Bersama-sama?

Sengketa ini berpusat di sekitar perairan, yang terkaya di dunia.

China mengklaim hampir 80%  Laut China Selatan yang strategis.

Padahal ada beberapa negara yang punya hal atas perairan tersebut. Misalnya Brunei, Indonesia, Taiwan, dan Filipina.

Selama bertahun-tahun, Washington telah turun tangan untuk mendukung negara-negara tetangga Asia, yang terancam oleh militer China.

Sebab AS juga bermusuhan dengan China dan mengecam sikap China atas Hong Kong.

Di antara kekhawatiran banyak ahli atas perselisihan yang sedang berlangsung ini adalah kemungkinan bahwa peningkatan patroli dari kapal Angkatan Laut AS dapat menyebabkan konflik yang tidak disengaja.

Baca Juga: Dikira Sudah Berdamai Karena Tinggalkan Perbatasan, Justru Hubungan India dan China Berada di Ujung Tanduk, Bongkar Boroknya Sikap China yang Dinilai Khianati Perdamaian