Find Us On Social Media :

Tentara Inggris 12% Lebih Mungkin Meninggal Daripada Pasukan AS dalam ‘Perang Melawan Teror’ di Irak dan Afganistan, Apa Penyebabnya?

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 12 Desember 2020 | 12:35 WIB

Sudah ribuan tentara Amerika tewas di Afganistan akibat serangan Taliban.

Angka-angka AS yang sebanding adalah bahwa 6.835 personel militer terbunuh antara periode yang sedikit lebih lama dari September 2001 hingga September 2015 dari penyebaran yang jauh lebih besar yaitu 2,77 juta.

Itu mewakili 2,5 kematian per 100.000 tentara yang dikerahkan.

Penelitian itu juga mengungkapkan ada 252.773 kematian warga sipil di Irak dan Afghanistan, dan banyak lagi yang terluka.

Ini menunjukkan bahwa untuk setiap tentara Inggris dan AS yang tewas "sekitar 33 warga sipil juga kehilangan nyawa mereka di dua medan perang utama".

Meskipun ada banyak penelitian tentang korban jiwa dari perang yang telah berlangsung lama melawan teror, yang dimulai dengan invasi Afghanistan setelah pemboman menara kembar pada 9/11, tujuan dari studi AOAV adalah untuk membuat perbandingan antara angka korban di Inggris dan AS.

“Jika kematian bisa dihindari, ini harus dibicarakan. Jika pelajaran bisa dipelajari, itu perlu. Tidak melakukannya akan menjadi kegagalan moral, ”kata Overton dalam wawancara dengan Guardian.

Bahan peledak rakitan adalah penyebab tunggal kematian terbesar, terhitung 43% dari kematian personel Inggris dan setidaknya 38% di antara pasukan AS.

Pada 2017, menteri pertahanan Inggris saat itu, Michael Fallon, meminta maaf kepada keluarga personel yang terbunuh di Snatch Land Rovers yang digunakan di Irak dan Afghanistan serta atas penundaan penggantian kendaraan.

Baca Juga: Meski Terlambat 80 Tahun, Sebuah Surat dari Pria Ini Akhirnya Sampai pada Keluarganya