Advertorial

Kondisi Kian Memanas, Trump Malah Disebut Akan Tarik Ribuan Pasukan AS dari Suriah, Afghanistan, Irak, Korea Selatan, dan Jepang, Ada Apa?

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Militer Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai salah satu militer terbaik di dunia.

Dan pasukan militer AS ini nyatanya memang tersebar di dunia.

Terutama di daerah konflik dan di negara sekuru.

Namun Richard Grenell, mantan duta besarAS untuk Jerman mengatakan, Presiden Donald Trump "sangat jelas" ingin menarik pasukannya.

Baca Juga: 'Jika Aku Mati, Maka Utangku Lunas, Aku Sayang Anak dan Istri', Tulis Priayang Ditemukan TewasGantung Diri dan Membusuk

Trump dilaporkan ingin membawa pulang pasukan AS dari Korea Selatan, Jepang, dan sekutu lainnya.

"Ini adalah masalah yang diperdebatkan dengan panas di Amerika Serikat."

"Donald Trump sangat jelas ingin menarik pasukannya di beberapa tempat."

"Seperti dari Suriah, Afghanistan, Irak, dari Korea Selatan, Jepang, dari Jerman," kata Richard Grenell kepada surat kabar JermanBildseperti media ASPolitikuslansir.

Baca Juga: Hati-hati, Terlalu Sering Minum Teh Bisa Sebabkan Kondisi Berbahaya Ini

"Itu tidak terasa, seperti sesuatu yang memberikan pesan yang terlalu kuat."

"Selain orang Amerika menjadi sedikit lelah membayar terlalu banyak untuk pertahanan negara-negara lain," ujar dia.

"Dan, ini telah menjadi poin yang sangat politis yang dibuat oleh Presiden Trump untuk waktu yang lama".

Sebelumnya, Trump berencana menarik 9.700 tentara AS dari Jerman.

Jumlah ini sekitar 30% dari total 34.674 tentara negeri uak Sam di negara Eropa itu.

Setelah laporan media muncul soal AS merencanakan penarikan sebagian pasukan dari Jerman, Gedung Putih, pada Senin (8/6/2020), mengatakan, Trump "terus-menerus menilai kembali" kehadiran militer AS di luar negeri.

Pembicaraan penarikan pasukan itu berlangsung ketika Washington menekan Seoul untuk meningkatkan kontribusi keuangannya untuk 28.500 tentara AS di bawah kesepakatan pembagian biaya bilateral lewat Perjanjian Tindakan Khusus (SMA).

Korea beri tawaran terbaik

Di tengah kebuntuan dalam negosiasi SMA antara Seoul dan Washington, kekhawatiran tetap ada bahwa AS bisamenggunakan pengurangan pasukan sebagai posisi tawar-menawar.

Dalam negosiasi, Korea Selatan dan AS telah menarik garis pertempuran, melemparkan proposal terbaru mereka sebagai yang terakhir.

Pejabat Seoul mengindikasikan kenaikan 13% dari SMA tahun lalu, menjadi 870 juta US Dollar, sebagai "tawaran terbaik" yang bisa Korea Selatan buat.

Baca Juga: Padahal Sudah Layani 140 Pelanggan, 2 Tukang Cukur di Salon Ini Positif Covid-19, Kini Begini NasibSeluruh Pelanggan Mereka Sekarang

Sementara AS telah meminta Korea Selatan untuk membayar 1,3 miliar US Dollar per tahun, naik 50% dari SMA 2019.

Tetapi, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan, tidak ada pembicaraan antara Seoul dan Washington tentang kemungkinan penarikan pasukan AS dari Semenanjung Korea.

"AS menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan tingkat pasukan Amerika saat ini di sini (Korea)."

"Masalahnya belum dibahas antara kedua pihak," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan kepada kantor beritaYonhap.

Dalam Komunike Bersama Pertemuan Konsultasi Keamanan ke-51 antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada November tahun lalu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menegaskan kembali komitmen untuk mempertahankan tingkat personil militer AS saat ini di Korea Selatan.

Ini untuk meningkatkan kesiapan tempur, mengingat lingkungan keamanan di Semenanjung Korea belakangan.

"Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS juga melarang pengurangan jumlah pasukan Amerika di Korea Selatan di bawah level saat ini."

"Kecuali Menteri Pertahanan AS menyatakan itu adalah kepentingan keamanan nasional AS," ujar pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

(S.S. Kurniawan)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Mantan dubes AS: Trump bakal tarik pasukan AS dari Korea, Jepang, dan negara lain")

Baca Juga: 'Hadiah Terakhir yang Kau Beri Padaku Lahir Hari Ini', Ucap Istri Mendiang Dokter Li Wenliang, Dokter Pertama yangUngkap Pandemi Virus Corona

Artikel Terkait