Find Us On Social Media :

Sering Bikin Penasaran Mengapa Negara Barat Boleh Punya Senjata Nuklir dan Mengatur Siapa Saja yang Dapat Miliki Senjata Itu, Begini Sejarahnya

By Maymunah Nasution, Kamis, 3 Desember 2020 | 16:55 WIB

Ilustrasi senjata nuklir India.

Intisari-online.com - Semenjak menang di Perang Dunia I dan II, banyak negara Barat yang berusaha untuk menegakkan perdamaian.

Mereka menjadi polisi dunia, mengatur negara mana yang boleh lakukan agresi militer atau perkembangan senjata.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang menikmati kemewahan ini.

Kemenangan hebat di kedua perang dunia membuat AS kian pongah dan mulai ingin mendominasi dunia.

Baca Juga: Kebenciannya Terhadap Amerika Sudah Mendarah Daging, Iran Hadapi Krisis Nuklir Setelah Ilmuwan Nuklirnya Tewas, Mendadak Minta Tolong Hal Ini pada Joe Biden

Termasuk di dalamnya mengatur berapa banyak jumlah senjata yang ada di dunia.

AS berharap mempertahankan monopoli terutama atas senjata nuklir.

Saat teknologi canggih itu baru lahir yaitu pada akhir Perang Dunia II, AS berharap hanya mereka yang memiliki senjata nuklir di dunia.

Namun rahasia dan teknologi untuk membangun bom atom segera menyebar.

Baca Juga: Bencana Bagi Iran, Tapi Angin Segar Bagi Israel, Pejabat Israel Ini Sesumbar Minta Dunia Berterimakasih Pada Israel Karena Telah Membunuh Ilmuwan Nuklir Iran, Ini Alasannya

Pada tahun 1945, AS tunjukkan kepada dunia jika mereka memilki bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Empat tahun berikutnya, Uni Soviet melakukan uji ledak nuklir pertama mereka.

Segera dengan cepat Inggris, Perancis dan China mengikuti berturut-turut pada tahun 1952, 1960 dan 1964.

AS mulai panik, dan mencari cara mencegah perluasan perkembangan senjata nuklir.

Baca Juga: Meski Punya Senjata Nuklir Mengerikan Sampai Membuat Amerika Ketar-ketir, Ternyata Militer Korea Utara Sebenarnya Sangat Bobrok, Hal Ini Jadi Buktinya!

Akhirnya, AS dan negara-negara sekutunya mulai tawarkan kesepakatan Nonproliferasi nuklir pertama kalinya pada 1968 (NPT) serta Kerjasama Larangan Tes Nuklir Komprehensif (CTBT) tahun 1996, seperti dikutip dari Arms Control Association.

India, Israel dan Pakistan tidak pernah tandatangani NPT dan berhasil memiliki senjata nuklir.

Irak memulai program nuklir rahasia di bawah pemerintahan Saddam Hussein sebelum Perang Teluk tahun 1991.

Korea Utara umumkan mundurnya mereka dari NPT tahun Januari 2003 dan telah sukses menguji senjata nuklir sejak saat itu.

Baca Juga: Sanggup Luluh Lantakkan Pangkalan Angkatan Laut Dalam Sekejab Mata, Inilah Proyek Kapal Selam Nuklir Tercanggih Rusia, Siap Beroperasi Akhir Tahun Ini

Iran dan Libya telah mengejar aktivitas nuklir rahasia dengan catatan melanggar syarat perjanjian, dan Suriah dicurigai telah melakukan hal yang sama.

Namun, keberhasilan nonproliferasi nuklir melebihi jumlah kegagalan, dan ramalan mengerikan selama puluhan tahun bahwa dunia akan menjadi rumah bagi lusinan senjata nuklir masih belum terwujut.

Saat NPT mulai dibentuk, cadangan nuklir AS dan Rusia sudah capai puluhan ribu.

Di awal dekade 1970-an, pemimpin AS dan Rusia mulai menegosiasikan serangkaian kesepakatan pengaturan senjata bilateral dan inisiatif yang membatasi dan membantu untuk mengurangi jumlah senjata nuklir mereka.

Baca Juga: Nama Negaranya Saja Nyaris Tak Ada yang Tahu, Tetapi Negara Kecil Ini Mendadak Ngamuk ke Amerika, Senjata yang Mampu Musnahkan Seluruh Dunia Ini yang Jadi Masalahnya

Kini, secara kasaran AS dan Rusia masing-masing memiliki 1350 hulu ledak strategis di beberapa ratus pengebom dan rudal mereka, dan mereka memodernisasi sistem peluncuran nuklir mereka.

Hulu ledak ini dihitung menggunakan provisi dari kesepakatan New START, yang memberikan jatah masing-masing negara 1550 hulu ledak strategis dan memasangkan satu peluncur hulu ledak per peluncur bom berat, tidak peduli berapa banyak hulu ledak masing-masing pengebom bawa.

Hulu ledak pada peluncur rudal balistik antar benua dan rudal balistik kapal selam dihitung dari jumlah kendaraan yang masuk kembali pada rudal, dengan setiap kendaraan yang masuk kembali dapat membawa satu hulu ledak.

Rusia dan China juga memiliki hulu ledak nuklir non strategis (taktis) dalam jumlah yang lebih kecil, dan tidak ikut pada batasan perjanjian apa pun.

Baca Juga: Baru Kegirangan Tahu Donald Trump Bakal Lengser, Iran Langsung Mencak-Mencak Usai Ahli Nuklirnya Dibunuh, PBB Diamuk Tuduh 'Teman dekat' AS Ini Pelakunya

Secara resmi negara bersenjata nuklir adalah China, Perancis, Rusia, AS dan Inggris, tapi mereka tidak seharusnya membangun dan mempertahankan senjata itu untuk selamanya.

Iran menghadapi kondisi masalah proliferasi

Iran telah mengejar program pengkayaan uranium dan proyek lain yang menyediakan mereka dengan kemampuan untuk memproduksi material fisil sekelas bom dan mengembangkan senjata nuklir, jika mereka bisa.

Program pengkayaan uranium Iran berlanjut, tapi terbatasi oleh perjanjian nuklir. Iran telah mengambil langkah untuk menaikkan batas yang ditetapkan dari perjanjian nuklir mereka, dengan mundurnya AS dari perjanjian nuklir, tapi mempertahankan argumen jika mereka tidak berniat mengejar senjata nuklir.

Baca Juga: Dunia Khawatir Terjadi Perang Setelah Iran Geram Ilmuwan Pentingnya Berkali-kali Dibunuh, Lalu Seberapa Berbahayanya Iran dan Senjata Nuklirnya?

Iran tetap terapkan standar dari IAEA (Badan Energi Atom Internasional).

Sementara itu, Israel tidak pernah bergabung dengan NPT tapi diketahui memiliki senjata nuklir, mereka tidak pernah mempublikasi lakukan tes nuklir, atau mengakui ataupun menampik jika mereka memiliki senjata nuklir.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini