Eks-pejabat CIA yang juga berbicara kepada Times, Bruce Riedel, menyebut dugaan operasi Israel "belum pernah terjadi sebelumnya".
Ia juga menambahkan bahwa ini tunjukkan 'tidak ada tanda-tanda akan dibalas secara efektif oleh Iran'.
Riedel, rekan seniro di Pusat Saban untuk Kebijakan Timur Tengah di Institusi Brookings, mengatakan Israel telah menginvestasikan sejumlah sumber untuk agensi mata-mata terutama di Iran.
Itu sebabnya terbunuhnya Mohsen Fakrizadeh diunggul-unggulkan Israel.
Baca Juga: Setelah Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran, Kapal Induk AS Bergerak Menuju Kawasan Teluk, Ada Apa?
Tidak main-main, Israel menggunakan orang asli Farsi di populasinya sendiri di Iran sebagai mata-mata.
Sebuah langkah memanfaatkan jaringan aset manusia di dalam Iran dan operasi yang bermarkas di negara tetangga seperti Azerbaijan, menurut Riedel.
Fakta bahwa Fakhrizadeh terbunuh 8 tahun setelah pembunuhan ahli nuklir Iran sebelumnya tunjjukkan jika "permainannya akan dimulai" papar mantan pejabat CIA tersebut.
Ia sudah mewanti-wanti aksi lain yang diterapkan oleh Israel mungkin akan dilancarkan dalam waktu dekat.