Find Us On Social Media :

Bela Australia, AS Sebut Gambar Rekayasa China Sebagai Titik Paling Menyedihkan: 'Kemunafikan Jelas Bagi Semua'

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 2 Desember 2020 | 18:10 WIB

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) menyebut penggunaan gambar yang dimanipulasi secara digital dari seorang tentara Australia oleh China sebagai "titik paling menyedihkan yang baru", menyusul perselisihan antara Canberra dan Beijing atas tweet tersebut.

Beijing telah menolak seruan Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk meminta maaf, setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mem-posting gambar seorang tentara Australia memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afghanistan di Twitter pada Senin (30/11) lalu.

Kedutaan Besar China mengatakan "kemarahan dan raungan" dari politisi dan media Australia atas gambar itu adalah reaksi yang berlebihan.

Tetapi, negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, dan Prancis, telah menyatakan keprihatinannya atas penggunaan gambar yang dimanipulasi oleh pejabat Kementerian Luar Negeri China di akun Twitter resmi.

Baca Juga: 9 Gejala Penyakit Detak Jantung Lemah yang Bisa Merenggut Nyawa Kapan Saja, Waspadalah Sebelum Terlambat

"Serangan terbaru Partai Komunis China di Australia adalah contoh lain dari penggunaan disinformasi dan diplomasi koersif yang tidak terkendali."

"Kemunafikannya jelas bagi semua," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan Rabu (2/12) seperti dikutip Reuters.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, sementara China mengubah gambar di Twitter, warganya dilarang membaca posting di media sosial asal negeri uak Sam tersebut.

Menurut Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Cale Brown, gambar rekayasa tentara Asutralia itu adalah "hal baru, bahkan untuk Partai Komunis China".

Baca Juga: Jadi Hajatan Terbesar China di Abad Ke-21, Ini Penjelasan Singkat Mengenai Megaproyek Belt And Road Initiative yang Disebut 'Jalur Sutra Era Abad Ke-21', Negara Mana yang Sudah Bergabung?