Find Us On Social Media :

Bukan Bom Atom, Jepang Menyerah dalam Perang Dunia II karena Hal Lain yang Terjadi di Kota dalam Peta Ini

By Tatik Ariyani, Rabu, 2 Desember 2020 | 08:00 WIB

'Tak Peduli' Ratusan Ribu Rakyatnya Mati karena Bom Atom, Jepang Menyerah Tanpa Syarat karena Kota dalam Peta Ini

Intisari-Online.com - Selama ini kita akan secara otomatis menyebut bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki sebagai pemicu menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II.

Namun, faktanya beberapa sejarawan menentangnya karena mereka menemukan fakta yang dianggap lebih meyakinkan terkait alasan menyerahnya Jepang.

Ketika Deklarasi Postdam dikeluarkan pada 26 Juli Jepang akan benar-benar mau menyerah tanpa syarat dalam Perang Dunia II.

Jadi, meski deklarasi yang ditandatangani oleh Harry S Truman (Presiden Amerika Serikat), Winston Churchill (Perdana Menteri Inggris) dan Chiang Kai-Shek (Presiden, Panglima tertinggi Republik Tiongkok) dikeluarkan, negara-negara lain tetap berpikir untuk menghancurkan Jepang agar negara tersebur menghentikan invasinya.

Baca Juga: Dulu Bisa Mudah Ditemukan di Pinggir Sawah, Kini Harganya Luar Biasa, Ternyata Air Rebusan Tanaman Obat ini Ampuh Cegah Komplikasi Diabetes, Begini Cara Bikinnya

Bahkan setelah menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, AS sudah bersiap mengirimkan bom atom berikutnya karena yakin Jepang tidak akan menyerah.

Namun, faktanya, pada 15 Agustus 1945, Jepamh menyatakan diri untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu lebih.

AS dan sekutunya senang, namun tetap bingung dengan keputusan Jepang tersebut.

Sejarawan kemudian mengungkap faktor lain yang jauh lebih ditakutkan oleh Jepang yang pada akhirnya memaksa mereka menyerah.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Tidak Hanya Pisang, 15 Makanan Ini Sumber Kalium

Narasi sejarah tentang alasan sebenarnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu ini dimulai pada Februari 1945.

Pada bulan tersebut, militer Jepang melakukan survei yang menyimpulkan bahwa Jepang memang tidak dapat memenangkan perang.

Tetapi mereka tidak berniat mengendurkan rencananya dalam menyerang meski ratusan ribu rakyatnya meninggal setelah lebih dari 60 kota mereka dijatuhi bom, termasuk bom atom.

Para pemimpin militer Jepang tak mau wajah mereka tercoreng oleh rasa malu karena memilih menyerahkan diri dari perang yang mereka mulai sendiri.

Sebuah keputusan yang membuat negara mereka semakin hancur karena serang yang tak kunjung henti.

Akan tetapi, ada satu hal yang tak disadari oleh Jepang terlah telah terjadi juga di bulan yang sama, Februari 1945.

 

Baca Juga: Tas Berisi Uang Hasil Susah Payah Mengemis Selama 1 Bulan Raib Dijambret, Kakek Tua: Untuk Beli Kain Putih Jangan Sampai Saya Sakit dan Mati

Saat itu, Joseph Stalin bertemu dengan para pemimpin Sekutu di Yalta, berjanji untuk menyerang Jepang tiga bulan setelah Jerman menyerah.

Lalu akhirnya janji tersebut ditepati oleh Stalin sebelum bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Dini hari 9 Agusus 1945, Soviet menyerbut Manchuria yang saat itu diduduki oleh Jepang.

Serangan ini mengejutkan Jepang yang telah berusaha sepanjang Juli tahun itu untuk melibatkan Soviet sebagai perantara dalam perjanjian damai dengan Sekutu.

Masuknya Soviet ke dalam perang adalah perkembangan yang mengkhawatirkan bagi kepemimpinan militer yang berjanji untuk terus berjuang untuk menyelamatkan Kaisar.

Nasib tsar bisa jadi akan berakhir dalam kepala terpenggal dan kemudian Jepang jatuh di tangan Soviet jika mereka tetap tak mau menyerahkan diri.

Baca Juga: Tanpa Gunakan Militer, Ternyata Israel Punya Cara Licik yang Perlahan Buat Orang Palestina Mau Meninggalkan Tanah Kelahirannya, Ini Rahasianya

Sejarawan Tsuyoshi Hasegawa, dalam bukunya yang terbit pada 2005 "Racing the Enemy," memberikan bukti kuat bahwa Perang Pasifik berakhir karena masuknya Soviet, bukan pemboman atom.

Setelah merasakan kekalahan di tangan Soviet dua kali pada akhir 1930-an dalam bentrokan perbatasan Manchuria, para jenderal tahu bahwa perlawanan lebih lanjut sia-sia.

Lalu dimanakah letak Manchuria? Wilayah ini terletak di wilayah China meski sempat dianeksasi oleh Rusia. Letaknya tepat berada di seberang Jepang. 

Dengan kata lain, jika pada 15 Agustus 1945 Jepang tidak memilih untuk menyerah tanpa syarat, Soviet sudah bersiap menyeberang dari Manchuria untuk kemudian menguasai Jepang. (Ade S)