Penulis
Intisari-Online.com - Virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
Kasus itu ditemukan pada akhir Desember 2019.
Setelahnya China melaporkan akan me-lockdown kota Wuhan dan seluruh negeri.
Sebab, kasus virus corona menyerang begitu cepat. China pun langsung menjadi episentrum pandemi.
Namun itu hanya berlangsung beberapa bulan.
Pada bulan April 2020, Amerika Serikat (AS) melewati jumlah kasus di China.
Ketika China berhasil mengurangi jumlah kasus, justru seluruh dunia ketambahan puluhan ribu kasus.
Melansir data dari laman Worldometers, hingga Minggu (22/11/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 58.462.891 (58 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 40.439.276 (40 juta) pasien telah sembuh, dan 1.385.688 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 16.637.927 dengan rincian 16.535.681 pasien dengan kondisi ringan dan 102.246 dalam kondisi serius.
Bandingkan, AS memiliki12.435.885 kasus, 261.746 orang meninggal, total sembuh 7.396.968.
Sementara China menempati urutan ke-68 sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.
Di China terdapat 86.431 kasus positif, 4.634 kasus kematian, dan 81.481 orang dinyatakan sembuh.
Dinilai sanggup menghentikan penyebaran virus corona, kini China bersiap menyiapkan vaksin virus corona.
Presiden China Xi Jinpingmengatakan China siap untuk meningkatkan kerja sama vaksinCovid-19global.
Perusahaan farmasi dan pusat penelitian di seluruh dunia sedang berlomba-lomba menemukan vaksin Covid- 19 potensial, dengan uji coba global dari beberapa kandidat yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan sedang berlangsung.
China memiliki lima kandidat vaksin yang menjalani uji coba Fase III.
"Kami akan memenuhi komitmen kami, menawarkan bantuan dan dukungan kepada negara-negara berkembang lainnya, dan bekerja keras untuk menjadikan vaksin sebagai barang publik yang dapat dan mampu digunakan oleh warga dari semua negara," katanya.
Dia juga menyerukan koordinasi kebijakan internasional yang lebih kuat untuk membangun "jalur cepat" perjalanan yang akan memfasilitasi pergerakan global yang tertib.
Dengan mengingat hal itu, Xi mengatakan China akan mengusulkan pembuatan mekanisme di mana hasil tes virus corona bagi wisatawan diakui secara internasional melalui kode kesehatan digital.
(Reuters/Channel News Asia/Srihandriatmo Malau/Dandy Bayu Bramasta)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdan kompas.com dengan judul "Presiden Xi Jinping: China Siap Tingkatkan Kerja Sama Vaksin Covid-19 Global" dan"Update Covid-19 di Dunia 22 November: 58 Juta Orang Terinfeksi | Eropa dan Amerika Utara Jadi Episentrum Corona")