Find Us On Social Media :

Nyaris Tembus 500.000 Kasus di Indonesia, 20 Daerah Ini Masih Berstatus Zona Hijau, Bahkan Ada yang Miliki 0 Kasus Covid-19

By Mentari DP, Senin, 23 November 2020 | 06:00 WIB

Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Intisari-Online.com - Sejak kasus pertama virus corona (Covid-19) dikonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2020, jumlah kasus di Tanah Air kian meningkat.

Bahkan ketika memasuki bulan November 2020 ini.

Berdasarkan info pemerintah, terdapat kasus baru Covid-19 bertambah 4.360 kasus pada Minggu (22/11/2020) 

Dengan demikian total pasien yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia menjadi sebanyak 497.688 kasus.

Baca Juga: Sukses Bikin Pasukan Khusus AS, Inggris, sampai Australia Segan, Nyatanya Ada Siksaan Bak 'Neraka' yang Harus Prajurit Kopassus Jalani Saat Latihan, Termasuk Latihan di Nusakambangan

 

 

DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi.

Disusul Jawa Timur,  Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Walau begitu, Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada 20 daerah yang berstatus zona hijau dengan rincian 10 daerah tak ada kasus dan 10 daerah tak terdampak.

Berikut daftar lengkapnya:

Tak ada kasus

1. Papua Barat

- Tambrauw

- Fakfak

Baca Juga: Pasukan Bentukannya Kini Menjelma Jadi Pasukan Militer Terkuat di Indonesia, Siapa Sangka Pendiri Kopassus Pernah Mengamprat Presiden Indonesia Ini

2. Papua

- Tolikara

- Yalimo

- Waropen

3. Nusa Tenggara Timur

- Alor

- Manggarai Timur

4. Maluku

- Maluku Barat Daya

5. Kalimantan Utara

- Malinau

- Tana Tidung

Tidak Terdampak

1. Papua Barat

- Pegunungan Arfak

Baca Juga: Niat Mau Amankan Timor Leste Pasca Berpisah dari Indonesia, Pasukan Khusus Australia Mati Langkah Ketika Bertemu Pasukan Paskhas TNI AU, 'Posisi Senjata Sudah Ditodongkan dan Siap Tembak'

2. Papua

- Dogiyai

- Yahukimo

- Deiyai

- Mamberamo Raya

-  Nduga

- Puncak

- Intan Jaya

3. Nusa Tenggara Timur

- Sabu Raijua

4. Maluku

- Maluku Tenggara Barat

Lonjakan kasus dan ancaman libur akhir tahun

Dua minggu setelah libur panjang akhir Oktober 2020, Indonesia mencatatkan lonjakan kasus selama beberapa hari terakhir dengan rekor kasus harian mencapai 5.000.

Lonjakan serupa juga terjadi pada dua libur panjang sebelumnya, yaitu libur lebaran yang membuat angka menembus 1.000 dan libur panjanbg HUT RI serta Tahun Baru Islam yang membuat lonjakan angka menembus 3.000.

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, 2 Pesawat Bomber AS Sukses Nyelonong Masuk ke Laut China Selatan, Bikin China Mencak-mencak Sampai Sebut Siap Perang Terbuka

Dengan pengalaman ini, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan agar pemerintah menunda libur panjang akhir tahun.

"Tidak saya sarankan diadakan, bahaya."

"Sebaiknya liburnya singkat, tidak ada keramaian dan tidak ada keluar daerah, sedang cuti bersamanya ditunda saja," kata Dicky, Kamis (19/11/2020).

"Dari pengalaman sebelumnya, dampak libur panjang itu selalu serius, meningkatkan hunian rumah sakit dan kematian."

"Kalau dari kasus tidak terlalu terlihat karena rendahnya cakupan testing kita," lanjut dia.

Dengan ancaman itu, ia menyebut pemerintah harus memiliki regulasi khusus yang mencakup semua sektor sehingga mendukung pembatasan mobilitas dan interaksi.

Selain regulasi dari pemerintah, masyarakat juga diimbau agar tetap membatasi diri dalam bepergian.

"Masyarakat juga harus sadar untuk tetap membatasi diri dalam bepergian. Kalau mau aktivitas ya di dalam daerahnya," ujar Dicky.

(Ahmad Naufal Dzulfaroh)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update: Daftar 20 Daerah Berstatus Zona Hijau Covid-19")

Baca Juga: Jor-joran Gelontorkan Duit Triliunan Rupiah Demi Provokasi China, Nyatanya Belum Diapa-apakan Jet Tempur Taiwan Bisa Jatuh Sebelum Menyerang, Militer China: Jangan Sok!