Penulis
Intisari-Online.com - Seperti apa perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia kini?
Bukan rahasia lagi jika hubungan kedua negara tersebut tidak terlalu baik.
Sejarah konfrontasi sengit dimiliki negara bertetangga ini, melahirkan persaingan di berbagai bidang.
Terkait militer, Malaysia pernah berjaya untuk angkatan udaranya.
Mengutip Bangka Pos (8/4/2019), pada Pada tahun 2002-2010, boleh dibilang Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) boleh membusungkan dada di hadapan Angkatan Udara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Deretan jet tempur canggih (kala itu) macam MiG-29 Fulcrum, F-18 Hornet, Hawk 108/208 dan Sukhoi Su-30MKM begitu menggetarkan kawasan.
Dibandingkan dengan inventori TNI AU kala itu yang masih mengandalkan F-16 A/B Standar sebagai tulang punggung kekuatan udara dan Su-27/30 sebagai jet tempur garis depan Indonesia.
Namun lambat laun masa kejayaan itu mulai memudar gara-gara ulah pejabatnya.
Korupsi Najib Razak yang belakangan ini diancam vonis 100 tahun penjara membuat militer Malaysia terpuruk seketika karena utang menggunung negara jiran itu.
MiG-29 grounded semua, dari 18 Su-30MKM hanya 4 yang bisa terbang karena tak kuat menanggung biaya operasional.
F-18 Hornet mereka juga mengalami insiden mesin meledak tatkala acara LIMA 2019 di Langkawi beberapa waktu lalu.
TUDM semakin was-was lagi ketika tahu Singapura membeli jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II untuk mengantisipasi konflik dengan Malaysia di Tuas.
Sementara di pihak Indonesia, TNI AU sudah kedatangan 24 F-16 Block 52 ID dan mungkin bakal menambah 48 unit F-16 Viper, varian tercanggih dari Fighting Falcon.
Belum puas, tentara langit Indonesia juga bakal kedatangan 11 unit Predator Udara Sukhoi Su-35 yang diklaim mampu menyaingi ketangguhan F-35.
Sadar kini kekuatan udara mereka melemah hampir di titik nadir, PM Mahathir Mohamad mencanangkan pembelian Light Combat Aircraft (LCA) untuk TUDM.
Mengutip Pakistan Today, Jumat (5/4/2019) tapi nampaknya keinginan TUDM memiliki jet tempur sekelas Sukhoi, MiG atau lansiran negara Barat lainnya harus dikubur dalam-dalam.
Di LIMA 2019, Pemerintah Malaysia mengumumkan bakal mengakuisisi jet tempur JF-17 Thunder itu pun mereka akan mencobanya dulu dengan mendatangkan 2 unit.
Boleh dikata pesawat tempur ini 'kelas rendah' karena selain berharga murah, jet ini tak tergolong canggih.
Jelas JF-17 bukan tandingan jet-jet tempur canggih macam F-16 Block 52 ID, Su-35 dan F-35 yang bahkan AU China pun tak mau memakai JF-17 karena dinilai tak layak masuk ke jajaran inventori mereka.
Namun tak bisa dipungkiri karena keterbatasan keuangan membuat TUDM mau tak mau, terima tak terima hanya JF-17 sebanyak 2 unit saja yang bisa mereka dapatkan saat ini.
Militernya terhambat masalah anggaran, bagaiamana perbandingan kekuatan militer Malaysia dengan Indonesia kini?
Melansir Global Firepower, peringkat kekuatan militer menunjukkan bahwa posisi Indonesia saat ini berada di atas Malaysia.
Indonesia berada di peringkat ke-16 dari 138 negara, sementara Malaysia berada di peringkat 44.
Terbelit masalah hutang, Malaysia menganggarkan belanja pertahanan Malaysia tahun 2020 terbilang kecil jika dibanding Indonesia, yaitu $ 4 miliar.
Sementara Indonesia hampir dua kali lipat, yaitu $ 7,6 miliar.
Selain anggaran pertahanan, Indonesia juga unggul dalam berbagai sektor.
Indonesia telah menunjukkan keunggulan dalam hal jumlah personel militer.
Indonesia memiliki 800.000 personel militer, dengan 400.000 personel aktif dan 400.000 cadangan.
Sementara Malaysia memiliki 410.000 personel militer, dengan 110.000 personel aktif dan 300.000 cadangan.
Kedua, di laut Indonesia memimpin dengan menempati peringkat ke-10 dari 138 negara, sedangkan Malaysia ke-39.
Keunggulan kekuatan laut Indonesia berkat kepemilikan 5 kapal selam, 7 kapal fregat, 24 korvet, 156 patroli, dan 10 mine warfare.
Dalam 10 besar kekuatan armada angkatan laut, Indonesia bersanding dengan Korea Utara, China, Rusia, Amerika Serikat, Kolumbia, Iran, Mesir, Thailand, dan India.
Sementara itu, Malaysia berada di peringkat ke-44 untuk kategori tersebut, dengan kepemilikan 2 kapal selam, 6 kapal fregat, 6 korvet, 41 patroli, dan 4 mine warfare.
Begitu pula untuk kekuatan udara. Indonesia menempati peringkat ke-28 dari 138 negara dengan kekuatan total 462.
Pesawat yang dimiliki Indonesia di antaranya 41 pesawat tempur, 31 pesawat serangan khusus, 54 angkutan, 5 pesawat misi khusus, 177 helikopter, 16 helikopter serang, dan 109 pesawat latih.
Dibanding Malaysia, masing-masing jenis pesawat angkatan udara Indonesia tersebut jumlahnya lebih banyak.
Malaysia dibekali 26 pesawat tempur, 13 pesawat serangan khusus, 18 angkutan, 4 pesawat misi khusus, 65 helikopter, serta 40 pesawat latihan. Bahkan, Malaysia tidak memiliki helikopter serang.
Dengan kepemilikan armada udara tersebut, Malaysia hanya mampu menempati peringkat ke-44 dari 138 negara untuk kekuatan udaranya.
Namun, di sektor darat, Indonesia dan Malaysia berbagi keunggulan.
Baik Indonesia maupun Malaysia menunjukkan keunggulan masing-masing di sektor darat.
Malaysia unggul untuk kendaraan lapis baja dan proyektor roket, dengan kepemilikan atas 1.387 kendaraan lapis baja dan 54 proyektor roket.
Sementara Indonesia memiliki 1.178 kendaraan lapis baja dan 36 proyektor roket.
Lainnya, Malaysia memiliki 74 tank tempur dan 211 artileri lapangan. Namun, tidak memiliki artileri self-propelled.
Sedangkan Indonesia unggul untuk kepemilikan 313 tank tempur dan 366 artileri lapangan. Bahkan, memiliki 153 artileri self-propelled, yang tidak dimiliki Malaysia.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari