Salah satu insiden, seperti yang disebut dalam laporan itu, memuat detil yang disebut "paling memalukan dalam sejarah militer Australia".
Menyusul adanya kabar tersebut, sebanyak 19 orang, baik yang masiih aktif berdinas maupun pensiunan, bakal menjalani sidang dan berpotensi kehilanhan tanda jasa jika bersalah.
Perdana Menteri Scott Morrison dilaporkan menelepon Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, beberapa jam sebelum laporan itu keluar.
Kepada Ghani, PM Morrison menjanjikan pihaknya akan lebih serius mengutusnya seraya menekankan krusialnya integritas SAS.
Sementara Menteri Pertahanan Linda Reynolds menyatakan, dia merasa sangat muak setelah membaca berbagai temuan kejahatan perang itu.
"Saya mendapatkan laporan dua pekan lalu dan ini membuat saya jijik."
"Seperti orang Australia umumnya, saya sangat syok dan sedih," ujar dia.
(Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemimpin Pasukan Australia SAS Paksa Anggota Baru Bunuh Tahanan di Afghanistan")