Find Us On Social Media :

Dihalalkan China, Beginilah Nasib Miris Wanita Pembelot Korut yang Dijadikan Pemuas Nafsu hingga Dijual Organ Tubuhnya

By Tatik Ariyani, Jumat, 20 November 2020 | 15:07 WIB

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden China Xi Jinping.

Intisari-Online.com - Keluar dari Korea Utara untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak barangkali menjadi cita-cita banyak warganya.

Namun hal itu tentu tak mudah dilakukan, mengingat ketatnya penjagaan perbatasan Korut dan kejamnya hukuman bagi pembelot yang tertangkap oleh petugas.

Belum lagi ketidakpastian nasib yang dihadapi jika berhasil kabur dari Korut.

Dilihat dari sisi manapun, perjuangan mereka sangat berat.

Baca Juga: Jangan Buru-buru Beli Obat di Warung, Begini Cara Mengusir Sakit Kepala Dalam Waktu 5 Menit Tanpa Pil Ataupun Obat Kimia

Berikut ini adalah kesaksian seorang wanita yang bernama Yeonmi Park yang berhasil kabur dari Korea Utara.

Melansir Express.co.uk, Jumat (20/11/2020), Yeonmi Park melarikan diri dari Korut dan menyeberang ke China pada tahun 2007.

Sekarang, Yeonmi Park tinggal di Chicago.

Menurut penuturannya, wanita Korut ditahan sebagai "budak seksual" di China setelah melarikan diri dari negara asalnya.

Baca Juga: Rugi Bandar, Susah Jor-Joran Belanja Pesawat Tempur Ini dari AS, 150 Jet Tempur Taiwan yang Dibeli dari AS Ini Malah Dilarang Digunakan Karena Alasn Ini

Setiap tahun ribuan warga Korea Utara berusaha melarikan diri dari kediktatoran brutal Kim Jong-un, terutama melalui perbatasan utara dengan China.

Namun, banyak dari mereka, yang merupakan wanita muda, justru jatuh ke tangan pedagang manusia dan dijual sebagai budak di Tiongkok.

Di China, banyak yang menghadapi pelecehan seksual dan beberapa bahkan menjadi korban perdagangan organ.

Berbicara tentang pelariannya pada Express.co.uk, dia berkata: “Awalnya kami mengira saya dan saudara perempuan saya pergi dan jika Anda pergi ke China, kami pikir kami akan diadopsi oleh sebuah keluarga atau semacamnya.

“Kami tidak tahu seberapa gelap dunia ini. Kami tidak mengira ada perdagangan manusia yang menjual gadis untuk perbudakan seksual.”

Setelah menyeberangi sungai Yalu yang beku, Yeonmi bersama ibunya, dibantu masuk ke China oleh seorang wanita yang menyuap penjaga perbatasan.

Yeonmi menjelaskan: “Kami bahkan tidak berpikir mengapa dia membantu kami. Itu karena dia mengubah kami menjadi pedagang manusia di China.

Baca Juga: Ketika Semua Orang Ingin Hidup Kaya Raya, Pria Ini Justru Stres Punya Banyak Uang, Pilih Jadi Gelandangan dan Tidur di Jalanan, 'Saya Bahagia Makan-makanan Sisa dari Restoran'

“Begitu kami sampai di China, hal pertama yang saya saksikan adalah ibu saya diperkosa di depan saya.

“Mereka menjual ibu saya seharga setidaknya 65-75 dolar dan mereka menjual saya dengan harga kurang dari 300 dolar karena saya masih perawan. Saya berumur 13 setengah tahun.”

Setelah dua tahun, Yeonmi berhasil kabur dari tawanan dan pergi ke Mongolia.

Di sana, Yeonmi kemudian menerima bantuan dari kedutaan Korea Selatan.

Menurut Institut Kriminologi Korea, diperkirakan 75 persen pembelot Korea Utara yang berhasil sampai ke China menjadi korban geng perdagangan manusia.

Ditanya apakah Pemerintah China tahu apa yang terjadi, Yeonmi menjawab: "Tentu saja! Mereka benar-benar tahu.

“Di masa lalu ada pemburu budak, yang menangkap budak untuk mendapatkan uang, dan itulah yang dilakukan oleh rezim Tiongkok. Mereka membuat pemburu pembelot, jadi jika Anda menangkap pembelot Korea Utara, Anda mendapatkan uang dari Pemerintah.

“Dan kemudian Pemerintah menangkap kami dan mereka mengirim kami kembali ke Korea Utara untuk dieksekusi, disiksa dan dikirim ke kamp penjara. Itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Baca Juga: Apa Golongan Darah Anda? Ternyata Golongan Darah Bisa Cerminkan Kepribadian, Ini yang Dipercaya oleh Masyarakat Korea dan Jepang

“China tidak bisa begitu saja melanggar hukum internasional tetapi mereka tetap melakukannya karena itu China, apa yang bisa kami lakukan, kan? Itu adalah partai komunis yang sangat kuat.

“Dari semua pembelot, 90 persen adalah perempuan dan banyak dari mereka adalah gadis-gadis muda seperti saya.

“Dijual sebagai budak seksual bukanlah hal terburuk yang bisa terjadi, mereka membeli kami untuk perdagangan organ.

“Membeli kami untuk organnya. Mereka membandingkan kami di China dengan babi.

“Banyak psikopat, orang mesum, mereka membeli wanita Korea Utara untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

“Jadi kami diperlakukan tak lebih dari hewan peliharaan. Hidup kami kurang berharga dibandingkan anak anjing saat ini di China. "

Yeonmi mengklaim sekitar 90 persen warga Korea Utara yang berhasil melarikan diri dari negara itu adalah perempuan.

Ditanya mengapa demikian, dia menjawab: “Dalam sistem Korea Utara, mereka memandang pria sebagai makhluk yang lebih penting.

“Jadi jika seorang pria lolos, mereka menghukum keluarga dengan lebih keras.

“Tapi banyak alasannya adalah kalau perempuan kabur biasanya dibawa, dibawa oleh bordil, dibawa petani untuk kawin paksa.

“Jadi lebih mudah bagi perempuan untuk bertahan hidup di China karena kami bisa dieksploitasi secara seksual.”

Baca Juga: Dapat Bocoran Kalau Trump Ingin Serang Pangkalan Nuklirnya, Iran Terciduk Luncurkan Puluhan Senjata Mematikan Ini, Amerika Langsung Was-was