Advertorial
Intisari-online.com -Sudah berminggu-minggu lamanya Kim Jong-Un, pemimpin Korea Utara, tidak muncul ke publik.
Hingga akhirnya dikabarkan jika diktator tersebut kembali gelar rapat besar.
Kim dilaporkan gelar rapat hari Minggu, mengutuk praktik yang dinilainya sangat tidak terpuji ini.
Ia bahkan sampai meminta dilaksanakan tindakan nasional untuk atasi krisis ini.
Keberangan apa yang membuat Kim Jong-Un bertindak tegas kepada anggota partainya?
Dikutip dari Korea JoongAng Daily, yang mendapat laporan resmi dari Korean Central News Agency (KCNA), Kim Jong-Un mengadakan rapat Partai Buruh untuk mengetatkan penanganan epidemi Covid-19.
Lalu dalam deskripsi samar, KCN mengatakan jika rapat berlanjut untuk lontaran kritik tajam terhadap kejahatan serius yang dilakukan oleh komite partai di Pyongyang University of Medicine.
Departemen partai dan dewan pengawas, prosekutor dan organisasi keamanan lain juga dihukum karena tunjukkan sikap tidak bertanggung jawab dan lalai akan tugas mereka.
Lalai yang dimaksud Kim Jong-Un di sini adalah gagal terapkan panduan yang tepat mengenai yang terjadi di universitas tersebut dan memonitor aktivitas mereka.
Rapat tersebut menggarisbawahi "perlunya membangkitkan organisasi Partai di semua tingkat sekali lagi dan berjuang bersama untuk memberangus segala praktik-praktik yang bertentangan dengan Partai, anggota dan ajaran sosialisme".
Penting juga untuk "meningkatkan langkah hukum untuk memastikan jika paham sosialis tetap dipertahankan di tatanan sosio-politik, ekonomi dan kehidupan moral," seperti dilaporkan KCNA.
Masih kurang banyak diketahui apa saja praktik yang terjadi di universitas medis unggulan Korea Utara itu, yang sampai mengundang keberangan Kim Jong-Un.
Menteri Unifikasi Korea Selatan sendiri mengatakan tidak memiliki informasi atas insiden tersebut.
Namun sebab tuduhan kejahatan tersebut mirip dengan yang terjadi Februari lalu.
Saat itu Kim menghukum personil partai yang mana seorang direktur kuat sebuah departemen setelah bersikap tidak biasa kepada partai, lakukan penyalahgunaan wewenang, rumitkan birokrasi, korupsi dan ketidakteraturan yang kemudian dikuak di antara pejabat partai senior.
Mereka sampai dicopot dari posisi mereka, yaitu wakil ketua Ri Man-gon dan Pak Thae-dok, sementara yang tertuduh terlibat langsung dalam korupsi institusi pelatihan partai dihukum berat.
Kejadian tersebut tunjukkan upaya Kim menjaga kedisiplinan di antara para elit di tengah krisis Covid-19.
Tindakan Kim menjaga kedisiplinan sosialisme di antara para pejabat partai ini dianggap oleh para ahli sebagai cara penanganan Covid-19 yang tidak biasa.
Korea Utara sampai saat ini bertahan dengan pernyataan tidak ada pasien Covid-19, tapi klaim itu banyak diragukan oleh para ahli.
Rezim sementara itu tetap menutup perbatasan karena takut penularan dari China.
Kim Jong-Un sebelumnya tampak di publik terakhir kali saat mengunjungi pemakaman prajurit China yang datang membantu Korea Utara pada Perang Korea, 1950-53.
Sementara itu Kim atau elit lainnya tidak berikan respon apapun atas kemenangan Joe Biden di pemilu AS.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini