Penulis
Intisari-Online.com - Bagaimana perbandingan kekuatan militer Iran dan AS? Seperti diketahui, dua negara ini berselisih terkait program senjata nuklir Iran.
Iran tak gentar meski mendengar soal ancaman Amerika Serikat yang disebut bakal menyerang fasilitas nuklirnya.
Bahkan, melalui juru bicararanya, Ali Raibei, Pemerintah Iran dengan 'gagah' merespon hal tersebut.
Raibei menyatakan bahwa setiap serangan AS terhadap iran akan menghadapi respon yang 'menghancurkan'.
Pernyataan Iran itu menyusul laporan yang menyebutkan Presiden AS Donald Trump meminta opsi untuk serangan atas fasilitas nuklir utama Iran minggu lalu, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.
"Setiap tindakan terhadap bangsa Iran pasti akan menghadapi tanggapan yang menghancurkan," kata juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei dalam pernyataan seperti dikutip Reuters.
Mengutip seorang pejabat AS, Reuters melaporkan pada Senin (16/11), Trump berunding dengan penasihat puncak tentang kemungkinan menyerang pabrik pengayaan uranium Natanz.
Salah satu penasihat itu adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, yang Rabu (18/11) akan mengunjungi Israel, yang telah lama mengisyaratkan kemungkinan tindakan militer terhadap musuh bebuyutannya, Iran.
Selama ini, Iran mengklaim bahwa program nuklirnya dilakukan untuk tujuan damai.
Meski begitu, sejak menandatangani perjanjian nuklir dengan enam negara lain termasuk AS pada tahun 2015, Iran pun dituntut untuk mengurangi program tersebut.
Seperti yang diklaim Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Sayed Abbas Mousavi pada Juli lalu, bahwa program nuklir Iran bergerak maju di bawah naungan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), juga mengklaim itu sesuai dengan komitmen perlindungan pengawas nuklir PBB ( IAEA).
Di bawah kesepakatan nuklir, Iran diharuskan membatasi kegiatan nuklirnya dan mengizinkan inspeksi internasional atas lokasi nuklirnya, sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi.
Baca Juga: Amerika Patut Waspada, Ini Kemampuan Nuklir China yang Disebut Mampu Bungkam Serangan AS
Namun, pada Mei 2018 lalu, AS menarik diri dari perjanjian tersebut, bahkan AS juga kembali menerapkan sanksi kepada Iran.
Pada Januari, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menganggap dirinya terikat oleh perjanjian ihwal pembatasan pada program nuklirnya.
Maka dari itu, Iran kembali ke skema pengayaan nuklir mereka sebelum 2015 dan secara bertahap meningkatkan pengayaan uraniumnya.
Pada Juni, IAEA merinci beberapa hal bahwa yang menyatakan bahwa Iran telah melampaui batas yang disepakati di bawah kesepakatan 2015.
AS sendiri keluar dari kesepakatan tersebut di bawah pemerintahan Trump, di mana Trump menyebut menyebut kesepakatan nuklir Iran pada 2015 sebagai bencana dan memalukan bagi AS.
National Public Radio melaporkan, Trump membenarkan keputusannya berdasarkan pandangannya terhadap kecacatan dalam kesepakatan nuklir.
Dia menyebutkan perjanjian yang berakhir pada 2030 memungkinkan Iran melanjutkan program pengembangan nuklir dan akan memicu perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.
Terlibat dalam perselisihan program nuklir hingga berakhir saling mengancam, seperti apa perbandingan kekuatan militer Iran dan AS?
Berdasarkan indexPower menurut Global Firepower, Iran berada di peringkat ke-14 dari 138 negara untuk kekuatannya.
Sementara peringkat kekuatan militer AS tentu mudah ditebak, yaitu berada di peringkat pertama, mengokohkan posisinya dari tahun ke tahun.
Statistik Global Firepower menunjukkan bahwa AS secara konsisten terus menempati posisi teratas sebagai militer terkuat, diikuti Rusia dan China.
Hampir di semua sektor, kekuatan militer AS unggul dibanding negara-negara lain.
Total kekuatan udara AS berada di peringkat pertama. Sedangkan kekuatan lautnya di peringkat keempat, hanya di bawah Korea Utara, China dan Rusia.
Di darat, ASmemimpin untuk kepemilikan kendaraan lapis bajanya, yaitu 39.253 unit.
Lainnya, yaitu tank berjumlah 6.289,1.465 artileri self-propelled, 2.740 artileri derek, dan 1.366 proyektor roket.
Bagaimana dengan Iran?
Meski berada cukup jauh di bawah peringkat kekuatan militer AS, Iran mengejar di sektor lautnya.
Kekuatan laut Iran menduduki peringkat ke-6 dengan 398 total aset.
Selain itu, angkatan udara Iran diperkuat olehtotal pesawat 509, dengan 155 pesawat tempur, 23 pesawat serangan khusus, 62 angkutan, 9 misi khusus, 100 helikopter, 12 pesawat serang helos, dan 94 trainers.
Untuk kekuatan daratnya, pemilik program nuklir ini didukung2.056 tank tempur, 4.300 kendaraan lapis baja, 570 artileri self-propelled, 2.088 artileri lapangan, dan 1.935 proyektor roket.
Sementara untuk personel tentara, AS memiliki personel militer aktif sebanyak 1.400.000 dan cadangannya 860.000.
Sedangkan Iran kalah jumlah dengan523.000 tentara aktif dan 350.000 personel cadangan.
Begitu pun dalam hal anggaran pertahanan, di mana militer AS merupakan yang terkaya di dunia dengan anggaran sebesar$ 237 miliar, sedangkan Iran hanya$ 19,6 miliar.
Di atas kertas, kekuatan militer AS memimpin, namun dalam hal pertempuran segala kemungkinan tentu bisa terjadi.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari