Find Us On Social Media :

Sudah Mau Lengser dari Jabatannya, Trump Kembali Buat Masalah dengan China, Bikin Kebijakan Baru yang Jelas-jelas Buat Negeri Panda Ngamuk

By Mentari DP, Senin, 16 November 2020 | 14:40 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyulut kemarahan pemerintah China.

Setelah karena isu pandemi virus corona (Covid-19) dan konflik di Laut China Selatan, kini Trump kembali membuat kebijakan yang penuh kontra.

Di mana Trump telah menandatangani surat perintah eksekutif yang melarang perusahaan Amerika Serikat untuk berinvestasi di perusahaan China.

Larangan tersebut berlaku untuk perusahaan China yang dianggap dimiliki serta dikontrol oleh militer China.

Baca Juga: Berpaling dari Australia dan Makin Merapat ke China, 3 Kapal Perang China Masuk Wilayah Timor Leste, Bikin Negeri Kangguru Ketar-ketir Karena Militer Musuh Makin Dekat

Dilansir dari CNN, Senin (16/11/2020) aturan itu berlaku untuk 31 perusahaan.

Di dalamnya dijelaskan, perusahaan-perusahaan tersebut telah memungkinkan modernisasi pada militer China dan secara langsung mengancam keamanaan di Amerika Serikat.

Produsen smartphone Huawei dan Hikvision merupakan dua perusahaan dari daftar perusahaan yang dilarang. Beberapa perusahaan lain.

Seperti China Telecom dan China Mobile, bahkan terdaftar dan sahamnya dijual-belikan di Bursa Saham New York.

Larangan Trump tersebut melarang investor AS untuk memiliki atau memperdagangkan berbagai bentuk sekuritas yang berasal atau berhubungan dengan perusahaan-perusahaan itu.

Baca Juga: Kim Jong-Un Klaim Tidak Ada Kasus Virus Corona di Negaranya, Justru Korea Utara Coba Curi Informasi Rahasia Vaksin Covid-19, Bos Microsoft: Mereka Putus Asa

Hal itu termasuk dana pensiun atau memiliki saham dari perusahaan.

Investor memiliki waktu hingga November 2021 untuk divestasi dari perusahaan.

Adapun ketika dimintai tanggapan, Hikvision menyatakan keputusan pemerintahan Trump tersebut tidak berdasar.

"Seperti yang sudah kami perlihatkan, Hikvision bukanlah perusahaan militer China."

"Hikvision dioperasikan secara independen dan diperdagangkan secara publik," ujar perusahaan dalam keterangan tertulis.

Mereka menambahkan, perusahaan tidak pernah berpartisipasi dengan berbagai macam riset serta pengembangan untuk militer.

"Keputusan yang berlawanan dengan perusahaan ini tidak membuat Amerika, atau dunia bahkan menjadi lebih aman," ujar dia.

China Telecom mengatakan dalam pengajuan pasar saham bahwa "saat ini sedang menilai dampak" dari perintah eksekutif, yang dapat menyebabkan harga sahamnya berfluktuasi.

Huawei dan China Mobile tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada hari Jumat mengecam perintah eksekutif tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Uji Coba Rudal Jelajahnya, Justru Pakar Militer Taiwan Kecewa, Sebut Tak Berguna Lawan China, 'Akan Hancur Sebelum Diluncurkan Karena Hal Ini'

Dia mengatakan pemerintah AS dengan jahat memfitnah kolaborasi yang sah antara militer China dan perusahaan sipil.

Dia pun menilai, tekanan yang diberikan kepada perusahaan China tidak masuk akal.

"Langkah ini tidak hanya akan sangat merusak kepentingan sah perusahaan China."

"Tetapi juga akan merusak kepentingan investor di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat," kata juru bicara Wang Wenbin kepada wartawan.

Perintah eksekutif, yang akan berlaku 11 Januari muncul di tengah perang dagang dan teknologi memanas antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Banyak perusahaan teknologi China mendapat tekanan selama pemerintahan Trump.

Selama beberapa tahun terakhir, Washington telah membidik ambisi teknologi tinggi China, memberikan pukulan keras pada industri kecerdasan buatan, semikonduktor, dan telekomunikasi yang sedang berkembang di negara itu.

(Mutia Fauzia)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Larang AS Investasi di 31 Perusahaan China, Apa Alasannya?")

Baca Juga: Dengar Calon Menham AS Ancam Tenggelamkan Semua Kapal China di Laut China Selatan, Pemerintah China Cuek, 'Amerika Tidak Punya Nyali Lawan Kami!'