Find Us On Social Media :

'Bermusuhan' Selama Berbulan-bulan, Donald Trump Pecat Menteri Pertahanan AS Lewat Telepon, Alasan Pemecatannya Bukan Karena China atau Taiwan Tapi Karena Ini

By Mentari DP, Selasa, 10 November 2020 | 11:20 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dia mengatakan pada bulan Juni bahwa dia tidak mendukung penerapan Undang-Undang Pemberontakan untuk mengerahkan pasukan militer aktif ke jalan-jalan untuk memadamkan kerusuhan.

"Pilihan untuk menggunakan pasukan aktif dalam peran penegakan hukum hanya boleh digunakan sebagai pilihan terakhir."

"Dan hanya dalam situasi yang paling mendesak dan mengerikan," katanya saat protes atas pembunuhan polisi atas George Floyd yang mengguncang kota-kota di seluruh penjuru negara.

"Kami tidak berada dalam salah satu situasi itu sekarang."

Komentarnya muncul beberapa hari setelah pertemuan Oval Office yang kontroversial di mana Trump menuntut 10.000 pasukan aktif segera dikerahkan.

Hal itu menurut seorang pejabat senior pemerintahan yang menggambarkan kejadian pada saat itu.

Esper dan Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley keberatan dengan permintaan tersebut, kata pejabat ini, dan kemudian mendorong gubernur untuk memanggil pasukan Garda Nasional mereka sendiri untuk menambah kebutuhan pasukan.

Dalam sebuah wawancara dengan The Military Times yang dilakukan 4 November dan diterbitkan Senin setelah berita pemecatannya, Esper membela masa jabatannya di Pentagon dan mengatakan dia melakukan "semua yang saya bisa untuk mencoba dan tetap apolitis, mencoba untuk menghindari situasi yang mungkin tampak politis."

"Dan terkadang saya berhasil melakukan itu. Dan terkadang saya tidak sesukses itu," tambahnya.

(Noverius Laoli)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Trump pecat Menteri Pertahanan AS Mark Esper enam hari pasca pemilu")

Baca Juga: Hari Pahlawan: Dikenal Sebagai Seorang Pelawak, Tapi Kenapa Ratmi B-29 Dimakamkan di TMP Kalibata?