"Tapi yang perlu kita tahu adalah kita tidak pernah masuk ke ruangan itu sendirian. Kita semua bersama."
Sekali lagi, Harris berhasil menyabet dua hal dalam satu waktu.
Ia menjadi wakil presiden wanita pertama AS dan wanita berwarna pertama yang akan bekerja di kepresidenan.
Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa, baik bagi dirinya, bagi para imigran dan juga untuk Amerika sendiri.
Bahkan jika ia berhasil berada di posisi wakil presiden dan dipilih karena sosok pria kulit putih, Harris berhasil mengukir kemungkinan baru yang akan tumbuh di Amerika.
Dalam pidato kemenangannya Sabtu lalu, Harris berbicara mengenai ibunya dan generasi wanita semua ras yang telah mengukir jalan sampai momen itu.
"Walaupun aku mungkin menjadi wanita pertama di kantor ini, aku tidak akan menjadi yang terakhir," ujarnya kepada para hadirin di Wilmington, Delaware.
"Karena semua anak kecil yang melihat pidatoku malam ini melihat jika negara ini adalah negara dengan segala kemungkinan."