Find Us On Social Media :

Demi Pukul Mundur Tentara China dari Perbatasan, 50.000 Prajurit India Rela Menggigil Kedinginan di Suhu Minus, 'Bentrokan Sudah Tidak Dapat Dihindari'

By Mentari DP, Minggu, 8 November 2020 | 10:10 WIB

Ilustrasi militer India.

Intisari-Online.com - Konflik antara India dan China semakin memanas.

Semua itu karena tewasnya 20 tentara India oleh sejumla tentara India.

Akibatnya terjadi pertarungan sengit di beberapa lokasi antara dua pihak.

 

Kepala Staf Pertahanan India Bipin Rawat mengatakan, situasi masih tegang di Garis Kontrol Aktual, perbatasan de facto antara kedua negara di Himalaya.

Baca Juga: 'Saya Kalah dari Kandidat Terburuk dalam Sejarah Politik', Hampir Pasti Dikalahkan Joe Biden dalam Pilpres, Benarkah Donald Trump Pindah dari AS?

Komandan tertinggi militer India bahkan mengatakan ketegangan di perbatasan Himalaya barat dapat memicu konflik yang lebih besar.

Meski diketahui, komandan senior dari kedua belah pihak telah bertemu di dekat garis depan untuk putaran kedelapan pembicaraan dalam beberapa bulan terakhir.

Di Garis Kontrol Aktual, perbatasan de facto di Ladakh Timur, ribuan tentara India dan China dikurung dalam konfrontasi selama berbulan-bulan.

“Kami tidak akan menerima perubahan apa pun dari Garis Kontrol Aktual,” kata Rawat, Jumat (6/11/2020), dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Puluhan Tahun Rudapaksa 2 Anaknya, Ibu Ini Dijatuhi Hukuman 723 Tahun Penjara, Hakim: Dia Pantas Menerimanya

Rawat menyebut konflik lebih besar di area yang dipersengketakan berpotensi menjadi lebih besar.

Hal itu bahkan tidak dapat dihindari.

"Dalam perhitungan keamanan secara keseluruhan, konfrontasi perbatasan, pelanggaran dan tindakan militer taktis yang tidak beralasan yang berkembang menjadi konflik yang lebih besar, tidak dapat diabaikan," katanya.

Delapan putaran pembicaraan

Melansir Times of India, tentara India dan China pada hari Jumat (6/11/2020) mengadakan putaran lain pembicaraan tingkat Komandan Korps.

Pertemuan tersebut bertujuan memetakan peta jalan untuk pelepasan pasukan dari semua titik nyala di Ladakh timur, kata sumber pemerintah.

 

Putaran kedelapan pembicaraan militer tingkat tinggi itu dimulai sekitar pukul 09.30 waktu setempat di Chushul di sisi India dari Garis Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh timur, kata sumber pemerintah.

Dalam beberapa hari terakhir, petinggi militer India mengadakan serangkaian pertemuan, di mana situasi keseluruhan di Ladakh timur ditinjau dan diputuskan untuk mendesak pelepasan pasukan secara komprehensif dalam pembicaraan dengan China.

Putaran ketujuh dari pembicaraan tingkat Komandan Korps telah berlangsung pada 12 Oktober lalu.

Saat itu China mendesak penarikan pasukan India dari sejumlah tempat strategis di sekitar tepi selatan danau Pangong.

 

Baca Juga: Tak Hanya Kalahkan Telak Donald Trump, Presiden AS Terpilih Joe Biden Juga Pecahkan 4 Rekor Lainnya, 'Raih Vote Terbanyak Sepanjang Sejarah'

Namun, India menyatakan bahwa proses pelepasan harus dimulai secara bersamaan di semua titik gesekan.

Hampir 50.000 tentara Angkatan Darat India saat ini dikerahkan dalam kondisi kesiapan tempur yang tinggi di berbagai lokasi pegunungan di Ladakh timur.

Mereka siaga dalam kondisi suhu di bawah nol derajat karena beberapa putaran pembicaraan antara kedua belah pihak belum menunjukkan hasil konkret untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

China juga telah mengerahkan jumlah pasukan yang sama, menurut para pejabat.

Kebuntuan antara kedua belah pihak meletus pada awal Mei.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri S Jaishankar mengatakan hubungan antara India dan China telah berada di bawah "tekanan berat" dan bahwa perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak tentang pengelolaan perbatasan harus dihormati "dengan hati-hati" dalam "keseluruhan" untuk memulihkan keadaan normal.

Delegasi India pada putaran kedelapan pembicaraan militer dipimpin oleh Letjen PGK Menon, Komandan Korps 14 yang berbasis di Leh yang baru diangkat.

Pada perundingan putaran ketujuh, kedua belah pihak sepakat untuk memelihara dialog dan komunikasi melalui saluran militer dan diplomatik untuk mencapai solusi yang dapat diterima bersama untuk pelepasan "sedini mungkin".

 

Baca Juga: Bukannya Membaik, Ketegangan di Laut China Selatan Justru Bisa Makin Memburuk Jika Joe Biden Menangkan Pemilu AS, 'Biden Akan Tegas pada China'

India selama ini bersikeras bahwa tanggung jawab ada pada China untuk melanjutkan proses pelepasan dan penurunan ketegangan di titik-titik gesekan perang di wilayah pegunungan.

Setelah putaran keenam pembicaraan militer, kedua belah pihak mengumumkan serangkaian keputusan termasuk tidak mengirim lebih banyak pasukan ke garis depan, menahan diri untuk tidak mengubah situasi di lapangan secara sepihak dan menghindari mengambil tindakan apa pun yang dapat memperumit masalah.

Putaran keenam diadakan dengan agenda khusus untuk mengeksplorasi cara-cara mengimplementasikan kesepakatan lima poin yang dicapai antara Jaishankar dan mitranya dari China Wang Yi pada pertemuan di Moskow pada 10 September di sela-sela konklaf Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).

Pakta tersebut mencakup langkah-langkah seperti pelepasan pasukan secara cepat, menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan, kepatuhan terhadap semua perjanjian dan protokol tentang manajemen perbatasan dan langkah-langkah untuk memulihkan perdamaian di sepanjang Garis Kontrol Aktual. 

(Rifka Amalia)

(Artikel ini sudah tayang di sosok.id dengan judul "50.000 Prajurit Menggigil di Suhu Minus, Jenderal Kondang India Sebut Perang Besar vs China Segera Terjadi: Konfrontasi Tidak Dapat Diabaikan!")

Baca Juga: Bergerak Sesuka Hati dan Tak Ikuti Aturan, Kapal Serbu Amfibi China Berlayar Dekati Taiwan, Lewati Jalur yang Sedang Disengketakan Ini