Find Us On Social Media :

'Wahai, Prancis, Berhentilah Salahkah Islam, Teroris Ini Tidak Mewakili Agama yang Dianut oleh 1,5 Miliar Orang'

By Ade S, Jumat, 6 November 2020 | 15:32 WIB

Al-Qaeda ancam Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Intisari-Online.com - Prancis diminta untuk segera berhenti menyalahkan Islam atas serangkaian aksi terorisme yang terjadi di negara tersebut.

 

Jika ada keraguan tentang ancaman abadi ekstremisme Islam terhadap keamanan dan toleransi Eropa setelah dua kekejaman terbaru di Prancis, itu telah dipadamkan oleh empat pembunuhan yang tampaknya acak di Wina.

Polisi Austria menembak mati salah satu dari dua pria bersenjata mengidentifikasi dia sebagai simpatisan Negara Islam (ISIS).

Sebelumnya dua psikopat mengakhiri jeda yang memuakkan dalam terorisme di jalan-jalan Prancis, dengan pemenggalan kepala seorang guru sekolah Paris dan kematian tiga orang, termasuk pemenggalan kepala lainnya, dalam serangan pisau di sebuah basilika Nice.

Baca Juga: Hubungan Memanas dengan Pernyataan Kontroversial Macron dan Seruan Boikot Erdogan, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Turki dan Prancis

Kedua insiden tersebut menghidupkan kembali kenangan yang mengerikan, seperti diulas oleh South China Morning Post.

Sebagai bagian dari pelajaran tentang kebebasan berbicara, guru tersebut telah berdiskusi dengan siswa kartun politik Nabi Muhammad, penistaan ​​di mata umat beriman yang menyebabkan pembantaian 12 orang di majalah satir Charlie Hebdo pada tahun 2015.

Setahun kemudian 86 orang tewas di Nice di bawah truk yang dikemudikan oleh seorang ekstremis Muslim pada Hari Bastille.

Serangan Wina telah membentuk pola terorisme ekstremis yang merupakan peringatan akan perlunya tindakan tegas.

Baca Juga: Al-Qaeda Ancam Presiden Prancis, Sementara ISIS Lakukan Serangan Brutal, Ini Perbedaan Al-Qaeda dan ISIS yang Ternyata Saling Bermusuhan