Penulis
Intisari-Online.com - Bagaimana perbandingan kekuatan militer Turki danPrancis, dua negara yang belakangan ini menciptakan hubungan yangmemanas?
Situasi memanas antara Turki dan Prancis berlangsung dengan perang retorika Presiden kedua negara.
Hal itu terjadi usai peristiwa pembunuhan seorang guru Prancis yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad pada murid-muridnya di kelas.
Guru sejarah yang bernama Samuel Paty itu tewas saat berjalan pulang dari sekolahnya di pinggiran kota Paris.Ia dibunuh oleh seorang anak berusia 18 tahun, setelah kampanye mediasosial mengkritik Paty.
Baca Juga: Meningkatnya Ketegangan Tak Bisa Dihindari, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran
Setelah pembunuhan tersebut, Presiden Perancis Emmanuel Macronmenyatakan pernyataan kontroversial, ia mengatakan untukmempertahankan nilai-nilai sekuler dan menyatakan Islam radikal.
Menurut Macron, pembunuhan tersebut merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara sehingga pihaknya menyebut akan melawan "separatisme Islam" yang ada.
Pernyataannya Macron pun mendapat reaksi negatif dari berbagai pihak di dunia, khususnya negara-negara yang dihuni oleh penduduk Muslim.
Kemudian menanggapi pernyataan Macron, Presiden Turki Recep TayyipErdogan menyerukan boikot produk Perancis, bahkan mengatakan bahwa presiden Perancis membutuhkan pemeriksaan mental.
"Yang dapat Anda katakan tentang seorang kepala negara yangmemperlakukan jutaan anggota dari berbagai komunitas agama ini adalah Anda pertama-tama harus memeriksakan kesehatan mental Anda," kata Erdogan dikutip dari dw.com (29/10/2020).
"Macron membutuhkan perawatan mental", tambahnya.
Kemudian Pejabat kepresidenan Prancis pun menganggap kata-kata Erdogan "tidak dapat diterima" dan "keterlaluan" dan memanggil duta besar negara itu dari Ankara ke Paris.
Melihat ketegangan yang meningkat di antara Turki dan Perancis, apakah konfrontasi langsung mungkin terjadi?
Pemimpin Redaksi The Print, Shekhar Gupta, dalam episode 604 'Cut theClutter', mengatakan bahwa situasi Turki dan Perancis saat ini adalahkemungkinan konflik, namun pada saat yang sama sangat tidak mungkin.
Melansir theprint.in (29/10/2020), menurut Gupta, yang mungkin adalah bahwa Prancis secara tradisional melihat dirinya sebagaipusat liberalisme global dan di bawah Emmanuel Macron, negara itu bertindak melawan apa yang dilihatnya sebagai ancaman dari Islam radikal.
Sementara itu, Turki, di bawah Recep Tayyip Erdogan,telah memposisikan dirinya sebagai penjaga global pan-Islamisme atau Islam.
Turki juga memiliki sekutu di Pakistan, Azerbaijan, dan Malaysia sampai batas tertentu.
Di sisi lain, apa yang membuat konflik ini tidak mungkin terjadi adalah bahwa Prancis dan Turki adalah anggota militer dan aliansi strategis, Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), kata Gupta.
Sebagai anggota NATO, Turki juga menjadi rumah bagi beberapahulu yang dihamburkan AS setelah Perang Dingin.
Negara ini telah selama beberapa dekade, mencoba mengubah dirinya sebagai negara Eropa dalam hal nilai, standar hidup dan gaya hidup, tetapi tetap tidak dapat bergabung dengan Uni Eropa.
Berikut ini perbandingan kekuatan militer Turki dan Prancis:
Turki dan Perancis berada di 20 teratas peringkat kekuatan militer dari 138negara menurut Global Firepower.
Prancis mengungguli Turki dilihat dari IndexPowernya, yaitu berada diperingkat ke-7, sementara Turki berada di peringkat ke-11.
Militer Perancis hanya kalah dari AS, Rusia, China, India, Jepang, dan KoreaSelatan.
Sementara itu, militer Inggris, Mesir, dan Brazil berada di antara Perancis dan Turki.
Dari segi keuangan, Prancis didukung dengan anggara pertahanan tahun 2020 sebesar $ 41,5 miliar, sedangkan anggaran pertahanan Turki hanya setengah milik saingannya yaitu $ 19 miliar.
Melihat personel militernya, sebanyak 451.635 personel yang dimiliki Prancis dengan populasi penduduk 67.364.357.
Sedangkan Turki memiliki 735.000 personel militer untuk 81.257.239 populasi penduduk.
Bagaimana dengan persenjataan yang dimiliki kedua negara untuk sektor kekuatanudara, darat, dan laut?
Kekuatan udara
Turki memiliki total pesawat sebanyak 1.055, dengan 206 pesawat tempur, 80 angkutan, 18 misi khusus, 497 helikopter, 100 helikopter serang, dan 276 pesawat latih.
Sedangkan Prrancis memiliki total pesawat 1.229, dengan 269 pesawat tempur, 121 angkutan, 45 misi khusus, 589 helikopter, 62 pesawat serang helos, dan 187 pesawat latih.
Kekuatan darat
Di darat, Turki memiliki 2.622 tank tempur, 8.777 kendaraan lapis baja, 1.278 artileri self-propelled, 1.260 artileri lapangan, dan 438 proyektor roket.
Kemudian Prrancis memiliki 528 tank tempur, 6.028 kendaraan lapis baja, 109 artileri self-propelled, 12 artileri lapangan, dan 13 proyektor roket.
Kekuatan laut
Persenjataan angkatan laut Turki memiliki 12 kapal selam, 16 fregat, 35 kapal patroli, 11 ranjau perang. Serta 10 korvet yang tidak dimiliki Perancis.
Sementara Prrancis memiliki 9 kapal selam, 11 fregat, 17 kapal patroli, dan 17 mine warfare. Serta 4 kapal induk dan 11 kapal perusak yang tidak dimiliki Turki.
Namun, untuk diketahui bahwa peringkat kekuatan militer Global Firepower disusun berdasarkan lebih dari 50 faktor individual.
Selain faktor militer dan keuangan, faktor kemampuan logistik, sumber daya, dan geografi juga menentukan skor PowerIndex suatu negara.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari