Kisah Putri Diana yang Pernah Celaka saat Jalani Latihan Antiteror Bersama SAS, Pasukan Khusus Terbaik di Dunia Milik Inggris

Khaerunisa

Penulis

Special Air Service (SAS), merupakan pasukan khusus terbaik di dunia, paling terlatih, sekaligus tertua

Intisari-Online.com - Special Air Service (SAS), merupakan pasukan khusus terbaik di dunia, paling terlatih, sekaligus tertua.

Dibuat berdasarkan dinas udara khusus yang legendaris, yang terbukti berada di sela-sela Perang Dunia Kedua, hari ini pasukan khusus SAS dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

SAS dirancang untuk melakukan operasi pengintaian dan sabotase serta subversif di belakang musuh.

Selain unit yang dirancang untuk aksi di lingkungan militer, layanan ini memiliki tim anti-teroris khusus.

Baca Juga: Dibentuk Secara Rahasia oleh Amerika dan Inggris, Inilah Pasukan Khusus Indonesia yang Dikirim Untuk Gempur Timor Leste, Saking Buasnya Sampai dijuluki Tukang Jagal

Pasukan khusus ini juga melakukan tugas melatih putri kerajaan Inggris dalam latihan antiteror, termasuk pernah melatih mendiang Putri Diana.

Sejak Princes (Putri) Diana Spencer menjadi isteri Pangeran Charles (1981), Kerajaan Inggris pun demi memberi jaminan keamanan keduanya.

Kerajaan Inggris menerapkan prosedur tetap dengan cara melibatkan keduanya dalam latihan antiteror yang digelar pasukan elit Inggris, Special Air Service (SAS).

Tujuan pasukan SAS melibatkan para Putri Kerajaan dalam latihan antiteror yang digelar secara khusus, adalah jika pada kondisi tertentu para Putri Kerajaan Inggris sampai disekap oleh teroris, mereka akan terbiasa dengan cara-cara SAS melakukan aksi pembebasan sandera melalui operasi militer.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste: Ribuan Orang Tewas dalam Kekacauan Usai Referendum Timor Timur Tahun 1999

Latihan simulasi operasi pembebasan sandera yang diikuti Putri Diana bersama pasukan SAS (1983) termasuk yang paling ‘serius’, karena Diana harus terbiasa dengan suara letusan senjata dan ledakan granat cahaya.

Meskipun granat dan peluru yang digunakan SAS dalam operasi pembebasan ‘sandera Diana’ bukan merupakan amunisi asli, ledakan suara tembakan peluru dan granat cahaya tetap sangat keras.

Granat cahaya biasa digunakan dalam operasi pembebasan sandera oleh pasukan khusus.

Baca Juga: Siapapun yang Menang Pemilu AS, Tatanan Dunia Lawas Sudah Tidak Akan Bisa Kembali, Ini Sebab Harapan Sudah Sirna

Tujuannya adalah untuk membutakan sesaat mata penyandera sehingga bisa lebih mudah untuk dilumpuhkan.

Tapi operasi pembebasan sandera menggunakan granat cahaya juga akan membuat buta sesaat mata sandera sehingga demi menghadapi kemungkinan buruk itu, Putri Diana juga harus dibiasakan menghadapi silaunya granat cahaya.

Ketika Putri Diana sedang berlatih bersama pasukan SAS, ledakan granat cahaya ternyata menyambar rambut dan dahi Diana sehingga sempat mengalami kebakaran serta luka ringan.

Baca Juga: Kim Jong-Un Bakar Duit Lagi, Korea Utara Bangun Dua Kapal Selam Baru, Salah Satunya Bisa Tembakkan Rudal Balistik, Begini Respon Korea Selatan

Berkat cedera ringan yang dialami Putri Diana itu, pasukan SAS kemudian memberlakukan setiap Putri Kerajaan Inggris yang sedang dilatih simulasi pembebasan sandera harus menggunakan helem pengaman.

Helem serupa kemudian dikenakan pula terhadap Kate Middleton yang 30 tahun kemudian mendapatkan pelatihan antiteror dari AS dan Meghan Markle yang mendapat pelatihan antiteror pada bulan Mei 2018. (Agustinus Winardi)

Baca Juga: AS dan China Jauh Memimpin, Inilah 7 Militer Paling Kaya di Dunia

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait