Find Us On Social Media :

Biasanya Juga Sudah Rajin Bertengkar, Pakar Sebut Hubungan Perancis dan Turki Bisa Rusak Permanen Karena Dua Pemimpin Negara Alot Masalahkan Kartun Nabi Muhammad, Jadi Trump dan Xi Jinping Versi Eropa

By Maymunah Nasution, Rabu, 4 November 2020 | 10:57 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron

Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang paling menarik kepentingan Eropa, dan Macron adalah pembela Eropa paling vokal atas ketiga tempat itu.

Agustus 2017, tiga bulan setelah Macron menjadi presiden, ia mengatakan kepada media jika berbicara dengan Erdogan adalah satu alasan menjadi kepala negara tidak sekeren orang-orang kira.

Komentar tersebut menyebabkan kekecewaan besar dan syok dari pemimpin Turki.

Pejabat senior Turki mengatakan "Presiden memilih untuk langsung menyampaikan ketidakpuasannya atas komentar tersebut kepada Macron sendiri."

Baca Juga: Sekulerisme Di Atas Segalanya Bahkan Ungguli Agama Itu Sendiri, Terkuak Mengapa Majalah Seperti Charlie Hebdo Tetap Makmur di Negeri Anggur, UU Ini Jadi Buah Simalakama untuk Banyak Pihak

Kemudian pada Maret 2018, Macron bertemu dengan delegasi YPG Kurdi Suriah, kelompok yang ditunjuk Turki sebagai organisasi teroris.

Tapi, kekuatan Barat memandangnya sebagai sekutu melawan ISIS di Suriah.

Erdogan kemudian secara terbuka menuduh Perancis bersekongkol dengan terorisme.

Sebuah sumber yang dekat dengan pemimpin Turki mengatakan sikap Macron terhadap Kurdi "menyebabkan ketegangan baik dalam beberapa pertemuan tatap muka dan panggilan telepon."

Baca Juga: Penggal Kepala Anggota ISIS, Memasak Kepalanya, dan Jasadnya Dibakar, Perempuan Ini Jadi Sosok Paling Kejam bagi Militan ISIS yang Terkenal Bar-bar, 'Dia Jadi Target Nomor 1 Bagi ISIS'