Find Us On Social Media :

Menilik Empat Tahun Kepemimpinan dan Kebijakan Luar Negeri Penuh Kontroversial Donald Trump: Buat Peran AS Sebagai Negara Adidaya Runtuh, Tapi Bagaimana Respon Dunia?

By Maymunah Nasution, Senin, 2 November 2020 | 06:00 WIB

Angela Merkel mengkonfrontasi Donald Trump dalam pertemuan G7 Tahun 2018

Sekutu lawas AS pun juga belum sepenuhnya jatuh ke tangan China, seperti yang ditakutkan banyak pihak.

Alih-alih dunia justru beradaptasi dengan kesepakatan ini, membentuk kembali institusi dunia dan untuk China, banyak negara menemukan cara menyeimbangkan hubungan dengan Beijing baik sebagai rekan atau musuh.

Hal ini tidak mengherankan, banyak pakar yang menyebutkan jika model unipolar seperti ini juga akan berakhir pada suatu saat.

Pasalnya, sudah akan ada kekuatan lain yang bangkit dan menantang keunggulan mereka.

Baca Juga: Menang Atau Kalah Besok, Kekacauan Pemilu AS Disebut Pakar Sebagai 'Satu Lagi Hadiah' Dari Trump Terkhusus untuk China, Xi Jinping Bisa Lebih Jumawa Lagi

Meski begitu, banyak yang masih yakin jika AS masih bisa tetap menjadi negara adidaya.

AS memang terhitung menang banyak, setelah diasumsikan memerankan peran penting pasca Perang Dunia II, AS juga memenangkan Perang Dingin, sebuah keunggulan bonus yang digambarkan pakar sebagai "momen unipolar" yang bertahan selama 30 tahun.

Namun selama 20 tahun terakhir, tampak jelas jika AS lelah memerankan peran mereka sebagai negara adidaya, sementara sebagian negara lain yang menjadikan AS sebagai hegemoni mereka, mulai ingin menggeser posisi AS.

Seperti negara Jerman, yang ingin menjadi pemimpin kesehatan global.

Baca Juga: Negaranya 'Membara', Kini dengan Tali dan Senjata Kayu, Ratusan Diaspora Pulang ke Armenia Berlatih Perang: Bersiap untuk Sesuatu yang Penting