Find Us On Social Media :

Terekam Citra Satelit Menjelang Pemilihan Presiden Amerika, Iran Terciduk Melakukan Tindakan 'Berbahaya' Ini Sembunyi-Sembunyi di Bawah Tanah, Amerika Langsung Was-was

By Afif Khoirul M, Kamis, 29 Oktober 2020 | 17:34 WIB

Penampakan Citra Satelit.

Intisari-online.com - Pemilihan presiden Amerika dipercaya akan membawa dampak signifikan bagi dunia.

Pasalnya negara adidaya tersebut, memiliki kebijakan yang sanggup mengontrol negara lain.

Banyak negara yang terkena dampak dari kebijakan Amerika, seperti China, Iran, dan Korea Utara.

Oleh sebab itu, pergantian kepala negara, artinya akan menciptakan pergantian kebijakan, bisa lebih mengungtungkan, bisa lebih berbahaya.

 Baca Juga: Berbagai Jenis Artileri Digunakan, Satu Brigade Tentara Pembebasan Rakyat China Lakukan Latihan Tembak di Tibet, Siapkan Skenario Perang Dengan India?

Menurut 24h.com.vn, pada Kamis (29/10/20), Iran negara yang kini dijatuhi sanksi nuklir oleh Amerika telah melakukan tindakan untuk mengantisipasi pergantian Presiden AS.

Menurut Daily Mail, negara tersebut melakukan kegiatan kontruksi menjelang hari pemilihan Presiden AS.

Strategi tekanan komprehensif Donald Trumo, telah membuat Iran mengumumkan penghapusan semua pembatasan pada program nuklirnya.

Di sisi lain, Joe Biden, calon Presiden AS saingan Donald Trump, menolak kesiapannya untuk membawa AS kembali ke kesepakatan nuklir Iran.

 Baca Juga: Rencana China Untuk Menggempur Taiwan Dipastikan Hanya Gertakan Saja, Pasalnya Jika Senggol Taiwan Sedikit Saja, Balasan Lebih Kejam Ini Akan Diterima China, Daerah Ini Bisa Jadi Sasaran Empuk Taiwan

Oleh sebab itu hasil pemilu mendatang bisa menentukan kebijakan luar negeri AS dengan Iran dalam empat tahun mendatang.

Badan pengawas senjata nuklir PBB mengatakan Iran sedang membangun pabrik untuk merakit sentrifugal canggih di bawah tanah.

Hal itu dilakukan setelah pabrik terakhir meledak dalam serangan yang merusak bulan lalu. 7.

Sejak Agustus, Iran telah membangun jalan baru di selatan fasilitas nuklir Natanz.

Pada tanggal 26 Oktober, citra satelit yang disediakan oleh Planet Labs menunjukkan serangkaian bahan bangunan berbaris di sepanjang jalan.

AP mengutip analis yang mengatakan bahwa gambar di atas menunjukkan penggalian dan kemungkinan Iran sedang menggali terowongan menuju fasilitas nuklir.

Baca Juga: Mengerikannya Elang Darah: Metode Eksekusi Terhadap Musuh-musuh Bangsa Viking yang Dilakukan Sangat Brutal, Membiarkan Korbannya Hidup Sembari Diiris Punggungnya

Analis di James Martin Center for Non-Proliferation Research, Middlebury Institute for International Studies di California, AS, mengatakan area di sekitar fasilitas nuklir Natanz secara aktif dibangun oleh Iran.

Ali Akbar Salehi, kepala Organisasi Energi Atom Iran, mengatakan kepada televisi nasional bulan lalu.

Bahwa fasilitas di dalam pegunungan sedang dibangun untuk menggantikan struktur yang sebelumnya hancur.

Rafael Grossi, direktur jenderal IAEA, mengatakan para inspekturnya telah diberitahu oleh Iran tentang kegiatan konstruksi tersebut.

Artinya mereka sudah memulai kegiatan konstruksi, tapi belum selesai.

"Itu proses yang panjang, ”kata Grossi.

Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran karena dia mengatakan kesepakatan itu tidak adil.

 

Berdasarkan perjanjian tersebut, Iran setuju untuk membatasi pengayaan uranium dengan imbalan mencabut embargo.

Sejauh ini, Iran telah memperkaya uranium dengan kemurnian 4,5%. Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran memiliki penyimpanan uranium hingga 2.105kg.

1.050 kg uranium yang diperkaya rendah cukup untuk disintesis menjadi senjata nuklir, kata para ahli.

Iran saat ini memiliki kapasitas untuk membuat senjata nuklir dalam waktu tiga bulan, bukan dalam waktu setahun seperti sebelumnya.

Fasilitas nuklir Natanz adalah serangkaian konstruksi bawah tanah yang diperkuat secara khusus untuk menahan serangan udara.

Iran juga membawa banyak kompleks rudal anti-pesawat ke kawasan itu.