Rencana China Untuk Menggempur Taiwan Dipastikan Hanya Gertakan Saja, Pasalnya Jika Senggol Taiwan Sedikit Saja, Balasan Lebih Kejam Ini Akan Diterima China, Daerah Ini Bisa Jadi Sasaran Empuk Taiwan

Afif Khoirul M

Penulis

Ternyata Taiwan sudah memiliki rencana super gila yang bisa membuat China bertekuk lutut jika berani menyentuhnya.

Intisari-online.com - Perseteruan China dan Taiwan memang terus memanas seiring berjalannya waktu.

Banyak pihak menilai China lebih diunggulkan dalam kekuatan militer, Andai benar-benar menggempur Taiwan.

Akan tetapi jangan salah sangka dulu, ternyata Taiwan sudah memiliki rencana super gila yang bisa membuat China bertekuk lutut jika berani menyentuhnya.

Menurut 24h.com.vn, pada Kamis (29/10/20), Taiwan memang sedang mengumpulkan serangkaian rudal udara-ke-darat, dan roket peluncuran massal.

Baca Juga: Habis Kunjungi Indonesia, Pompeo: Amerika Akan Cari 'Cara Baru' Jalin Kerja Sama Dengan Indonesia di Laut China Selatan, Bagaimana Maksudnya?

Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika konflik terjadi sewaktu-waktu, pasukan China bisa menyerang negara itu kapanpun mereka mau.

Dengan kesepakatan bernilai milyaran dollar AS, Taiwan telah membeli rudal udara-ke-darat, rudal anti-kapal yang diluncurkan dari darat, dibeli dari Amerika.

Langkah ini adalah salah satu strategi untuk melawan China, tulis David Axe melalui Forbes.

Beijing sendiri telah lama memendam hasrat untuk menggempur Taiwan, dengan ratusan rudal, sebagai upaya menguasai Taiwan.

Baca Juga: Mengerikannya Elang Darah: Metode Eksekusi Terhadap Musuh-musuh Bangsa Viking yang Dilakukan Sangat Brutal, Membiarkan Korbannya Hidup Sembari Diiris Punggungnya

Namun, sekarang Taiwan punya senjata makan tuan yang bisa menyerang balik China andaikan serangan itu dilancarkan.

"Rudal jarak jauh HIMARS atau SLAM-ER adalah senjata modern terkemuka, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan untuk meluncurkan rudal ke China," kata Ian Easton, pakar Taiwan di Institute 2049.

Pada akhir Oktober, AS mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui untuk menjual ke Taiwan 135 rudal SLAM-ER senilai 1 miliar dollar AS dan 11 grup artileri jet HIMARS senilai 436 juta dollar AS, dan 64 rudal taktis ATACMS.

Tempat terjauh di selat yang memisahkan Taiwan dari daratan China hanya berjarak sekitar 170 km.

Kompleks HIMARS yang tersebar di daerah pegunungan Taiwan bisa menyasar bandara di daratan China.

Rudal SLAM-ER, diluncurkan dari pesawat tempur F-16, dapat menyerang fasilitas China jauh di pedalaman.

Berdasarkan rencana tersebut, Taiwan akan menunggu sampai pasukan rudal China menembak lebih dulu.

Setelah rangkaian rudal pertama diluncurkan China, Taiwan mulai merespons.

Baca Juga: Mendadak Seorang Nenek Datangi Apotek Order 12 Kondom, Petugas Langsung Syok Bukan Main Begitu Sang Nenek Ungkap Alasannya Membeli Kondom

Responsnya tidak hanya dengan senjata AS yang baru disepakati, tetapi juga rudal domestik seperti rudal jelajah Wan Chien dan rudal Yun Feng.

"Tanggapan Taiwan bukan hanya tentang intimidasi, tapi juga bisa merusak penampilan," kata Easton.

Target utama Taiwan kemungkinan besar adalah pelabuhan dan bandara yang dikendalikan militer China di Fujian, Zhejiang dan Guangdong.

Roket Taiwan juga ditujukan ke tempat China mengumpulkan pasukan, melawan kampanye amfibi China.

"Persiapan kampanye amfibi membutuhkan waktu, sangat bergantung pada kapasitas logistik," jelas Easton.

"Kampanye seperti itu tidak pernah mencolok atau hanya sekali. Menghancurkan sistem logistik China akan memudahkan Taiwan untuk mengusir pasukan pendaratan," katanya.

Di laut, pasukan amfibi China akan menghadapi 100 kompleks rudal anti-kapal Harpoon yang diluncurkan di darat yang baru saja dipesan Taiwan dari Amerika Serikat.

Bisa dikatakan rudal jarak jauh Taiwan membuat rencana serangan China semakin rumit.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, Seekor Ayam Bersenjatakan Belati Menusuk Polisi Sampai Mati di Filipina, Bagaimana Ceritanya?

"Tentara China juga harus mempertimbangkan pertahanan, mengurangi kemampuan menyerang," kata pakar Easton.

Kedatangan rudal SLAM-ER atau HIMARS mungkin hanyalah permulaan.

"Ke depan, Taiwan dapat membeli lebih banyak senjata ofensif dari AS. Tapi ini hanya peristiwa penting," kata Mr. Easton.

"AS dapat menjual ke Taiwan baik rudal balistik canggih maupun rudal jelajah yang diluncurkan dari darat, sejalan dengan tujuan mencegah China menyerang Taiwan," kata Easton.

Artikel Terkait