Unit 29155 juga dilaporkan terlibat dalam membayar militan Taliban yang menyerang pasukan AS di Afghanistan.
"Data telecom yang kami dapatkan tunjukkan jika peneliti kunci dari institut berkongkalikong dengan intelijen militer Rusia, termasuk dalam unit operasi hitam mereka sampai tingkat yang bukan hanya upaya pertahanan militer," papar Bellingcat.
Contohnya adalah antara November 2017 dan Maret 2018, saat Skripal dan anaknya diracuni di Salisbury, Sergey Chepur, kepala institut St. Petersburg, dilaporkan menghubungi anggota Unit 29155 lewat telepon setidaknya 65 kali.
Selanjutnya karena kasus Navalny ini, pemimpin negara-negara Eropa kian berang.
Minggu lalu, Uni Eropa dan Inggris terapkan sanksi untuk 6 pejabat senior Rusia dalam merespon kasus Navalny.
Kamis kemarin, grup bipartisan dari senator AS mendesak administrasi Trump untuk terapkan sanksi baru kepada Rusia.
Bellingcat mencatat jika pemerintah AS dan Eropa belum memberi sanksi kepada Institut Pengobatan dan Eksperimen Militer St. Petersburg dari Kementerian Pertahanan atau Pusat Sinyal Ilmiah.
Menyoal kasus penyerangan Navalny, pemimpin Eropa mulai berbicara blak-blakan dalam mengkritik Rusia.