Amerika Harus Waspada, Kim Jong-Un Janji Akan Terus 'Bersahabat' dengan China, Jika Digabung Seperti Ini Kekuatan Militer Mereka

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Jika Amerika Serikat (AS) bersekutu dengan Korea Selatan (Korsel), maka China berteman lama dengan Korea Utara (Korut).

Jika Korea Utara tiba-tiba melakukan uji coba rudal, maka AS akan menjadi tameng Korea Selatanuntuk membantu.

Begitu pun jika Korea Utara atau China dalam bahaya, mereka akan saling membantu.

Namun akhir-akhir ini hubungan antara Korea Utara dan China memburuk.

Baca Juga: Muak Dikritik Berbagai Pihak, Militer China Klaim Tidak Takut Perang dan BeriAncaman Perang Dunia 3 yang Menakutkan, Presiden China Xi Jinping: Jangan Main-main dengan Kami!

Salah satu alasan paling kuat adalah karena pandemi virus corona (Covid-19) yang begitu mematikan.

DilaporkanKorea Utara memperkuat perbatasan karena negara itu berhubungan langsung dengan China.

Malah satu-satunya jalan keKorea Utara hanyalah lewat China.

Nah, kini Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Unberjanji untuk meningkatkan hubungan dengan China dalam minggu-minggu ini.

Dilansir darinypost.com pada Sabtu (24/10/2020), sebab menurut Kim Jong Un, China adalahmitra dagang paling kritis Korea Utara.

Baca Juga: Sudah 10 Tahun Kerja Sama Soal Senjata Nuklir, Amerika Tiba-tiba Tolak Proposal Rusia, Putin Berang danSebutNegara Trump Bukan Lagi Negara Adidaya, 'China Sudah Kalahkan AS!'

Oleh karenanya, Kimakan melakukan upaya untuk "lebih mengkonsolidasikan dan mengembangkan hubungan persahabatan tradisional Korea Utara-China".

Hal itu disampaikan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara yang dikutip Kantor Berita Yonhap.

Ucapan Kim Jong Un itu sendiri sebagai tanggapanatas surat ucapan selamat yang dikirim awal bulan ini oleh Presiden China Xi Jinping untuk peringatan 75 tahun Partai Buruh, partai yang berkuasa di Utara.

Xi mengatakan China bermaksud untuk "berhasil mempertahankan, mengkonsolidasikan dan mengembangkan" hubungan bilateral, kata Yonhap.

Korea Utara sangat bergantung pada China untuk makanan, senjata, dan bahan bakarnya.

Kekuatan Militer China

Melansirglobalfirepower.com, untuk tahun 2020 ini, China berada di peringkat 3 dari 138 militer negara yang dibandingkan.

Peringkat Pwrlndx mereka adalah 0.0691.

China, dengan populasi total sebanyak 1.384.688.986, memiliki jumlah tentara sebesar 752.855.402, dan ada 621.105.706 tentara yang siap perang.

Total personil militer mereka diestimasi sebesar 2.693.000.

Pasukan Angkatan Udara mereka ada 3.210, dengan 1.232 penerbang jet tempur, 911 helikopter dan 281 helikopter penyerang.

Baca Juga: Sudah 10 Bulan Berlalu, WHO Sebut Dunia Berada di Titik Kritis Pandemi Covid-19, Klaim Beberapa Negara Berada di Jalur Berbahaya, Indonesia Gimana?

Sementara Angkatan Darat mereka memiliki 3500 tank, dan kendaraan senjata berat sejumlah 33.000 kendaraan dan senjata sejumlah 3.800 buah.

Angkatan Laut mereka memang cukup 'sedikit' jika dibandingkan dengan Angkatan Udara dan Angkatan Darat, tetapi untuk ketegangan militer dengan India sepertinya akan sulit bagi Angkatan Laut keduanya beroperasi.

Sementara bantuan logistik China tersedia dalam jumlah banyak, ada buruh kerja paksa yang merupakan warga mereka sendiri sejumlah 806.700.000, dengan penguasaan jalan sejumlah 3.860.800 km dan penguasaan rel kereta 86.000 km.

Kekuatan Militer Korea Utara

Korea Utara berada di peringkat 25 dari 138 negara dengan peringkat PwrIndx 0,3718.

TentaraKorea terdiri dari 1,2-1,3 juta personel aktif dengan sekitar 6 juta lebih cadangan, 6.000 tank, hingga 15.000 artileri, 6.500 - 10.000 kendaraan lapis baja, hanya di bawah 300 helikopter militer, dan 2.100 peluncur roket.

Korea Utara membanggakan kira-kira dua kali lipat unit angkatan bersenjata Korea Selatan.

Hanya saja dilaporkan bahwasebagian besar peralatan KPA sudah sangat usang, dengan sebagian besar petak besar tidak dapat dioperasikan.

Misalnya, kekuatan tank KPA sebagian besar terdiri dari Soviet T-54/55, T-62, dan varian T-62 domestik yang lebih cocok untuk museum militer daripada medan perang kontemporer.

Baca Juga: Liga Arab Makin Terpecah Belah, Kini Giliran Sudan yang Setuju Berdamai dengan Israel, Donald Trump Langsung Beri Hadiah dengan Hapus Sudan dari Daftar Negara Terorisme

Artikel Terkait