Advertorial

Liga Arab Makin Terpecah Belah, Kini Giliran Sudan yang Setuju Berdamai dengan Israel, Donald Trump Langsung Beri Hadiah dengan Hapus Sudan dari Daftar Negara Terorisme

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Beberapa negara Arab yang terdiri dari Liga Arab memutuskan untuk berdamai dengan Israel.

Pada bulan lalu,Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang kembalimembuka hubungan diplomatik dengan Israel setelahdalam 26 tahun lamanya.

Sebelum keduanya,Mesir dan Yordania yang terlebih dahulu menjalin kesepakatan damai masing-masing pada tahun 1979 dan 1994.

Kini, giliran Sudah yangakan menormalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Klaim Tak Miliki Satu Pun Kasus Virus Corona, Tiba-tiba Kim Jong-Un Minta Seluruh Warganya Tinggal di Rumah Hanya Karena 'Debu Kuning', Ternyata Ini yang Buat Sang Diktator Parno

Dilansir dari bbc.com pada Sabtu (24/10/2020), hal itu disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dan pada saat yang sama, Presiden Trump juga telah menghapus Sudan dari daftar negara terorisme AS, membuka blokir bantuan ekonomi dan investasi.

Mengumumkan normalisasi, langsung mendapat respon baik.

Kementerian luar negeri UEA mengatakan menyambut baik keputusan Sudan.

Dia menyebutnya sebagai langkah penting untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran di kawasan Timor Tengah.

Baca Juga: Miliki Skill yang Tak Dimiliki Pasukan Elite Lainnya, Paskhas TNI AU Pernah Bikin Pasukan Australia dari Arogan Berubah Jadi Segan

Dijadwalkan Sudan dan Israel akan bertemu dengan AS dalambeberapa pekan mendatang.

"Para pemimpin setuju untuk normalisasi hubungan antara Sudan dan Israel dan untuk mengakhiri keadaan perang antara negara mereka," katanya.

Selain lima negara itu, sebenarnya ada beberapa yang sudah 'berdamai' dengan Israel.

Mauritania, seorang anggota Liga Arab Afrika, mengakui Israel pada 2009 tetapi memutuskan hubungan 10 tahun kemudian.

Hingga hari ini, semakin banyak negara-negara Arab yang meresmikan hubungan dengan Israel telah dikecam oleh orang-orang Palestina.

Menurut mereka itu sama saja seperti pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.

Secara historis, negara-negara Arab mengkondisikan pembicaraan damai dengan Israel pada penarikannya dari wilayah yang diduduki dalam perang 1967 dan pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa dia menolak perjanjian baru itu, dengan mengatakan tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk berbicara atas nama Palestina.

Hamas, yang menguasai Gaza, mengatakan itu adalah "dosa politik".

Perlu Anda tahu, upaya damai beberapa negara Arab dengan Israel merupakan ide dari Donald Trump yang menginginkan kedamaian.

Baca Juga: Semua Misi Nyaris 100% Sukses, InilahKoopssus TNI, Pasukan Elite Indonesia yang Jago di Darat, Laut, dan Udara, 'Hanya Bisa Diperintah oleh Presiden Jokowi'

Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok berterima kasih kepada Trump karena telah mengeluarkan negaranya dari daftar terorisme AS.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Sudan sedang bekerja menuju hubungan internasional yang paling melayani rakyatnya.

Sementara itu, Israel mengatakan tidak akan menentang penjualan perangkat keras militer bermutu tinggi AS ke UEA.

AS telah setuju untuk mempertimbangkan mengizinkan UEA membeli jet tempur F-35 setelah menormalisasi hubungan dengan Israel.

Israel mengatakan perlu mempertahankan keunggulan militer atas negara-negara lain di Timur Tengah.

Namun, awal pekan ini dikatakan bahwa AS telah setuju untuk meningkatkan kemampuan militer Israel.

Baca Juga: Dapat Julukan'Fatal Beauty', Begini Hebatnya Pasukan Khusus Rusia yang Terdiri dari Wanita-wanita yang Berhasil Bunuh 309 Pasukan Nazi, Lihat Saja Latihan Perangnya

Artikel Terkait