Penulis
Intisari-online.com -Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering mendapat tuduhan penyalahgunaan wewenang dan korupsi oleh warganya.
Tuduhan tersebut rupanya memang memiliki dasar tertentu.
Mengutip Jerusalem Post, ada sebuah kasus yang libatkan militer Israel, IDF.
Paramedis IDF Elor Azaria pernah menembak mati Abdel Fatah al-Sharif, seorang warga Palestina yang telah menikam tentara IDF di Hebron.
Netanyahu kemudian bertemu dengan menteri pertahanan Israel Moshe Ya'alon dan panglima IDF Gadi Eisenkot.
Tujuan pertemuan tersebut adalah konsultasi darurat mengenai bagaimana mereka merespon hal tersebut.
Ketiganya sepakat untuk menghukum Azaria, menyebut insiden itu sebagai pelanggaran kode etik IDF dan akan lakukan investigasi militer menyeluruh.
Keputusan itu diumumkan pada Kamis, 24 Maret 2016.
Namun dua hari kemudian pada Sabtu malam, Netanyahu mengubah keputusannya dengan memberi dukungan kepada Azaria dan bahkan mengundang ayahnya.
Apa penyebab Netanyahu mengubah keputusannya dalam 2 hari tersebut?
Rupanya, pengaruh 'orang dalam' berdampak pada perubahan keputusan Netanyahu.
Setelah diskusi tersebut ia pulang dan bertemu istrinya Sara, dan anaknya, Yair Netanyahu (29) tahun.
Yair masih tinggal di rumah orang tuanya, dan hal ini menjadi pengubah keputusan Netanyahu.
Mantan kabinet menteri Israel yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, "jika ia pulang ke rumah kita harus bersiap menerima keputusan terburuk dari Bibi (Perdana Menteri Netanyahu).
"Lebih-lebih setelah Yair mulai 'menguasai' ayahnya."
Sementara mantan penasihat Netanyahu, para menteri Likud dan MKs mengatakan istri Netanyahu, Sara, memiliki pengaruh kuat sepanjang karir politik Netanyahu.
Namun pengaruhnya sebagian besar meliputi siapa saja yang dipekerjakan oleh Netanyahu dan bagaimana mereka menghabiskan kekayaan mereka.
Namun hal yang berbeda muncul dari sosok Yair.
Tidak seperti ibunya, pengaruh Yair lebih sering terlihat dalam keputusan-keputusan yang diambil Netanyahu terkait urusan diplomasi, media dan aturan hukum.
Pengaruhnya meningkat sejak tahun 2015, semenjak Yair keluar dari IDF, Twitter meledak di Israel dan kemenangan Netanyahu dalam pemilihan perdana menteri Israel.
Kabarnya juga, insiden di rumah Netanyahu memerankan hal penting dalam pemilihan perdana menteri Israel.
Netanyahu tidak memiliki ponsel pun bukan pula pemakai media sosial.
Namun anaknya sering mengunggah di Facebook dan menulis cuitan di Twitter lusinan kali sehari dan memiliki 100 ribu pengikut di Twitter.
Netanyahu mengejutkan rekan-rekannya dengan menyebut ia melihat bagaimana kontroversialnya kejadian tersebut di Facebook.
Tentu saja, Netanyahu bisa mengenal Facebook dari anaknya dan dua penasihat utamanya, Topaz Luk dan Yonatan Urich, yang bertugas di Unit Juru Bicara IDF bersamaan dengan Yair.
Perekrutan mereka menjadi penasihat Netanyahu juga dikatakan telah diusulkan oleh Yair.
Kasus Elor Azaria merupakan salah satu dari bagaimana politik Netanyahu dipengaruhi kebangkitan anaknya.
Sumber yang telah bekerja dengan Netanyahu sebelum-sebelumnya serta tokoh saat ini mengatakan Yair telah memengaruhi undang-undang, penunjukan personil, strategi politik dan taktik dalam hal keterlibatan dengan media dan lembaga hukum.
Yair telah menjadi pakar media sosial sayap kanan reguler tentang politik AS dan bahkan mengadakan pertemuan dengan pejabat berprofil tinggi Republik di Washington 2 tahun yang lalu.
Karena pengaruh Yair-lah, kondisi Israel menjadi sekarang ini, yang condong melupakan prinsip kebijakan suci bipartisan (dua partai) di politik Amerika.
Laman Twitter Yair juga dengan sengaja salah mengutip ucapan presiden AS Theodore Roosevelt, "Jika Anda ingin mengecewakan pihak konservatif katakan kebohongan. Jika Anda ingin membuat kesal liberal katakan kebenaran."
Ia secara teratur menyanjung Donald Trump di Facebook dan Twitter dengan hiperbola, dan menggambarkan dirinya sebagai penyelamat Israel.
Ia juga mengolok-olok mantan presiden Barack Obama tidak lahir di AS.
Pada 14 September 2019 ia membuat cuitan: "Wow! Sejarah!!! Trump berbicara kepada Perdana Menteri dan setuju dengan pakta pertahanan tingkat tinggi antara Israel dan AS!! Ini akan menjamin jika Israel tidak akan dihancurkan!"
Namun pakta itu tidak pernah ada.
Kemudian saat Trump umumkan nominasinya kepada Amy Coney Barrett sebagai Hakim Mahkamah Agung AS, Yair membuat cuitan mengenai dirinya dan apa artinya penunjukan tersebut bagi sistem hukum Israel.
Namun polah Yair di media sosial tidak datang tanpa konsekuensi. Akhir September lalu, sebuah komplain diajukan kepadanya atas tuduhan pembunuhan Jaksa Agung Avichai Mandelbilt, merespon cuitannya yang mengatakan Jaksa Agung tersebut memberikan ancaman kepada Israel dan mencoba menghancurkannya dari dalam.
Serta meskipun Yair bukan pembela di kasus ayahnya, namanya muncul dalam Case 1000, sebuah kasus mengenai hadiah mahal dari miliuner Australia James Packer yang telah memperbolehkan Yair menggunakan apartemennya di Tel Aviv.
Ia juga sering tertangkap media karena menggunakan bahasa kasar serta adanya tuduhan penyalahgunaan dana publik.
Kasus paling terkenal adalah pada Januari 2018 saat ia mengambil mobil yang dibiayai oleh pajak negara dan menggunakannya untuk pergi bersama pacarnya ke klub di Tel Aviv, serta mengkomentari mantan pacarnya dengan kasar saat perjalanan.
Hal tersebut kemudian bocor ke media, membuatnya jadi bulan-bulanan pers Israel.
Facebook sampai telah menghapus unggahannya yang menarget Muslim dan warga Palestina atas kebijakan melawan ujaran kebenciannya pada Desember 2018.
Namun, Yair mengunggah ulang tangkapan layar unggahan tersebut, dan sebabkan media sosial memblokir akunnya.
Bahkan para mantan ajudan Netanyahu juga sebal dengannya, "Yair selalu berpikir ia berada di atas hukum, ia terobsesi dengan liputan media dan media sosial. Perilakunya sama bermasalahnya dengan ibunya, tapi jika ibunya fokus kepada uang dan bagaimana caranya untuk tetap berkuasa, ia terobsesi dengan ideologi."
Hal-hal itu jugalah yang membuat Yair masih menjadi pengangguran meskipun pengalaman militer yang cemerlang dan koneksi yang bagus.
Mantan ajudan yang lain mengatakan Yair-lah yang memaksa ayahnya terapkan hukum pembatasan volume pengeras suara masjid, yang dianggap banyak pejabat Israel tidak logis.
Namun, teman veteran dari keluarga Netanyahu menyebut kriitk terhadap Yair tidak adil.
"Ia hanya berusaha melindungi orang tuanya."
Banyak juga teman-temannya mengatakan para protestan di jalanan Belfour adalah para ektrimis yang merasa mereka di atas hukum, dan Yair adalah sosok yang patuh dengan hukum.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini