Ketika Teroris Palestina Menginginkan Ratusan Tahanan Arab Dibebaskan, Inilah Kisah Tragis Olimpiade 1972 di Jerman yang Berubah Jadi Pembantaian Para Atlet Israel

Khaerunisa

Penulis

Sebuah tragedi mengerikan sempat menimpa mereka selama Olimpiade Musim Panas 1972 di Munich, di pagi hari 5 September

Intisari-Online.com - Israel pernah menjadi satu diantara tim Asia yang paling menonjol di kancah internasional sebelum menjadi satu-satunya tim yang dikucilkan di Asia bahkan dunia.

Setelah kengerian yang mereka alami saat Perang Dunia II dan Holocaust, Israel disebutkan sebagai sebuah tim yang mewakili harapan suatu bangsa untuk menemukan tempatnya di lingkungannya dan di dunia.

Bahkan setelah puluhan tahun menyatakan diri sebagai bangsa, Israel masih berusaha untuk menemukan tempatnya.

Namun, nahasnya sebuah tragedi mengerikan sempat menimpa mereka selama Olimpiade Musim Panas 1972 di Munich, di pagi hari 5 September, sekelompok teroris Palestina mengebom apartemen Olympic Village dari atlet Israel.

Baca Juga: Setelah Warga Sipil Dimutilasi KKB, Lakagak Telenggen Beri Peringatan Kepada Semua Orang Asli Papua, Yang Berani Jadi Mata-mata TNI/Polri Akan Ditembak Mati

Akibat tindakan tersebut setidaknya dua orang tewas dan sembilan orang lainnya ditangkap sebagai sandera.

Para teroris adalah bagian dari kelompok yang dikenal sebagai Black September.

Jika Israel meminta pemebebasan sandra, mereka meminta imbalan pada Israel untuk melepaskan lebih dari 230 tahanan Arab yang ditahan di penjara Israel dan dua teroris Jerman.

Dalam tembak-menembak di bandara Munich, sembilan sandera Israel tewas bersama lima teroris dan satu polisi Jerman Barat.

Baca Juga: Demi Kesehatan, Wanita Asal Bandung Ini Berhasil Turunkan Berat Badannya Hingga 62 Kg Dalam Waktu Kurang dari Dua Tahun, Apa Rahasianya Ya?

Kompetisi Olimpiade dihentikan selama 24 jam untuk mengadakan upacara peringatan bagi para atlet yang gugur.

Olimpiade Munich dibuka pada 26 Agustus 1972, dengan 195 acara dan 7.173 atlet mewakili 121 negara.

Pada pagi hari tanggal 5 September, teroris Palestina dengan topeng ski menyergap tim Israel.

Setelah negosiasi untuk membebaskan sembilan orang Israel yang menjadi sandera, para teroris membawa para sandera ke bandara Munich.

Baca Juga: Setelah Warga Sipil Dimutilasi KKB, Lakagak Telenggen Beri Peringatan Kepada Semua Orang Asli Papua, Yang Berani Jadi Mata-mata TNI/Polri Akan Ditembak Mati

Sesampai di sana, polisi Jerman melepaskan tembakan dari atap dan menewaskan tiga dari teroris.

Pertempuran senjata meletus dan meninggalkan para sandera, dua dari warga Palestina dan seorang polisi tewas.

Setelah upacara pemakaman diadakan untuk para atlet di stadion Olimpiade utama, Presiden Komite Olimpiade Internasional Avery Brundage memerintahkan agar pertandingan berlanjut, untuk menunjukkan bahwa para teroris tidak menang.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Alami untuk Anak, Orangtua Bisa Lakukan Trik Ini saat Anak Tak Bisa Tidur

Meskipun tragedi tersebut sangat merusak acara, ada banyak momen pencapaian atletik spektakuler, termasuk tujuh medali emas perenang Amerika Mark Spitz dan dua medali emas olimpiade Rusia Olga Korbut yang dramatis.

Sebagai buntut dari pembunuhan di Olimpiade '72, pemerintah Israel, dipimpin oleh Golda Meir, menyewa sekelompok agen Mossad untuk melacak dan membunuh para pembunuh Black September.

Setelah sekian lama, peristiwa itu dikenang dan dibuat sebuah film oleh Stephen Spielberg 2005 berjudul Munich yang terinspirasi dari serangkaian peristiwa ini. (Afif Khoirul M)

Baca Juga: Seperti Nyata Terjadi, Ini 5 Pertanda Mimpi yang Mungkin Benar-benar Berhubungan dengan Dunia Nyata Anda, Jangan Disepelekan!

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait