Find Us On Social Media :

Tampil Bak Pahlawan Usai Timor Leste Merdeka, Nyatanya Australia Bukan Sekedar Mendukung Invasi Indonesia, Bahkan Tahu Adanya 'Daftar Sasaran' Ini

By Khaerunisa, Jumat, 23 Oktober 2020 | 13:24 WIB

Ilustrasi Timor Leste

Baca Juga: Bukan China Apalagi Amerika, Australia Ternyata Waspada dengan Indonesia Sejak Lama, Sebut Indonesia Berpotensi Mengalahkan China di Masa Depan, 'Sekutu yang Hebat dan Musuh yang Menakutkan'

Disebut bahwa sebuah lembaga pemikir yang dekat dengan badan-badan intelijen Indonesia memberi Pemerintah Australia 'daftar sasaran' para pemimpin kemerdekaan Timor Timur sebelum Indonesia menginvasi Timor Timur pada bulan Desember 1975.

Dokumen tulisan tangan dari Agustus 1975 telah digali dari Arsip Nasional Australia oleh Peter Job, seorang mahasiswa PhD di Universitas New South Wales, yang sedang meneliti tentang hubungan Australia-Indonesia-Timor Leste.

Dokumen 'Langkah-Langkah Mencegah Agitator Komunis Melarikan Diri', itu menuduh para pemimpin Fretilin seperti mantan presiden Timor Leste Dr Jose Ramos-Horta dan mantan perdana menteri Dr Mari Alkatiri sebagai 'agitator komunis' yang harus ditangkap oleh Indonesia.

Nama mereka dimasukkan dalam daftar 19 orang yang diserahkan ke Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada September 1975 oleh Harry Tjan, penasihat Indonesia yang mengatakan kepada Australia bahwa Indonesia berencana menginvasi Timor Timur.

Baca Juga: Peran Amerika di Balik Kebangkitan China: Amerika Tidak Membuat Apa-apa, Label 'Made in China' di Mana-mana

Tjan adalah pendiri Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah wadah pemikir yang berbasis di Jakarta.

Beberapa orang dalam daftar itu dieksekusi setelah Indonesia menginvasi Timor Timur pada 7 Desember 1975.