Covid Hari Ini 22 Oktober 2020: Vaksinasi Corona Ditargetkan November, Ini 5 Rekomendasi PB IDI

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Covid hari ini masih menghantui dunia, tak terkecuali Indonesia.

Sementara itu, vaksinasi corona di Indonesia direncanakan akan segera diberikan kepada masyarakat pada bulan November 2020 mendatang.

Dalam persiapan pemberian vaksin Covid-19 ini, pemerintah Indonesia tengah melakukan tahap finalisasi pembelian tiga vaksin corona dari beberapa perusahaan vaksin di China.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menyebutkan ketiga vaksin China tersebut di antaranya adalah Sinovac, Sinopharm dan CanSino, yang telah menyelesaikan uji klinis fase 3 di sejumlah negara.

Baca Juga: Demi Melawan China dan Rusia, Amerika Serikat Siapkan Ratusan Triliununtuk Negara Sekutu, Tapi Hanya 2 Negara Asia Ini yang Dapat Bantuan 'Penuh'

"Bahkan, vaksin ini sudah digunakan di negara asalnya," kata Yuri dalam jumpa pers daring yang ditayangkan Kompas TV, Senin (19/10/2020).

Disebutkan pula ketersediaan vaksin Covid-19 pada bulan November-Desember 2020 mendatang hanya sekitar 9,1 juta vaksin saja.

Sementara, kebutuhan target pemberian vaksin untuk menciptakan herd imunity atau kekebalan kelompok penduduk Indonesia ada sekitar 320 juta vaksin.

Baca Juga: Perbatasan Ditutup Guna Cegah Covid-19 Buat Rakyat Kelaparan, Pejuang HAM di Korea Utara Meminta PBB Hapus Sanksi untuk Negara yang Tengah Krisis Tersebut

Dalam persoalan pemberian vaksin ini, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Dr dr Zubairi Djoerban SpPD(K) angkat bicara.

Zubairi menjelaskan, sehubungan dengan adanya rencana program vaksinasi Covid-19, PB IDI menyampaikan sikap mengapresiasi dan mendukung upaya-upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Kami mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas upaya penyediaan vaksin serta pemberian prioritas bagi tenaga medis untuk dapat divaksinasi sesuai ketentuan yang ada," ujarnya.

Namun, kata dia, agar program vaksinasi corona ini dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil yang optimal, maka ada setidaknya 5 rekomendasi yang diberikan oleh PB IDI.

Baca Juga: Media Inggris Sampai Keheranan, Meski Timor Leste Miskin, Rakyatnya Banyak yang Menderita Malnutrisi Hingga Penyakit Kronis, Justru Berhasil Kalahkan Virus Corona, Ini Rahasianya!

Di antaranya sebagai berikut.

1. Jenis vaksin perlu dipilih dan jangan tergesa

Zubairi berkata, perlu diadakan persiapan yang baik dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan serta persiapan terkait pelaksanaannya.

"Hal ini sesuai dengan instruksi presiden agar program vaksinasi ini jangan dilakukan dan dimulai dengan tergesa-gesa," kata dia.

Baca Juga: Jadi 'Rising Star' dengan Ambil Keuntungan dari Covid-19, Kenapa Propaganda yang DIlakukan China Secara Mati-matian Bisa Gagal?

2. Sesuaikan dengan syarat mutlak

Dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan, ada syarat mutlak yang harus dipenuhi yaitu yang akan digunakan sudah terbukti efektivitasnya, imunogenitasnya serta keamanannnya.

Setidaknya ketiga syarat tersebut dapat dibuktikan dengan adanya hasil yang baik melalui uji klinik fase 3 yang sudah dipublikasikan.

Baca Juga: Siap-siap, Selain Pandemi Virus Corona, Seantero Dunia Harus Bersiap Hadapi Banyak Bencana dari Peristiwa Alam Ini, Ilmuwan: Ini Parah

Dari data yang ada, saat ini uji coba vaksinasi Covid-19 Sinovac di Brazil sudah selesai dilaksanakan pada 9.000 relawan.

Namun hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah selesai dilakukan vaksinasi pada 15.000 relawan.

"Kita bisa melihat bahwa unsur kehati-hatian juga dilakukan Negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase 3," tuturnya.

Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa program vaksinasi corona adalah sesuatu program penting namun tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa.

Baca Juga: Padahal Dulu Jadi Sumber Penyebaran Virus Corona,Wuhan yang Sempat Sepi Bak Kota Hantu Kini Dikunjungi 18 Juta Turis hanya Dalam 1 Minggu

3. Proses izin penggunaan darurat

Dalam situasi pandemi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenankan pembuatan dan penyediaan obat atau vaksin dapat dilakukan melalui proses Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 oleh lembaga yang mempunyai otorisasi untuk itu.

Sedangkan di Indonesia, lembaga tersebut adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut Zubairi, dalam melakukan atau menentukan hal ini, PB IDI amat meyakini bahwa BPOM tentu juga akan memperhatikan keamanan, efektivitas dan imunogenitas suatu vaksin, termasuk bila terpaksa menggunakan skema EUA.

"Kami yakin bahwa BPOM akan menjaga kemandirian dan profesionalismenya," jelasnya.

Baca Juga: Alami Demam hingga Tulang Terasa Nyeri, Valentino Rossi Dinyatakan Positif Covid-19 dan Akan Absen Membalap,Bos Yamaha: Ini Pukulan Bagi MotoGP

4. Perlu rekomendasi ITAGI dan SAGE WHO

Dalam upaya pemberian vaksinasi Covid-19 terhadap masyarakat Indonesia, diingatkan untuk perlu pula mempertimbangakan rekomendasi dari Indonesia n Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization of the World Health Organization (SAGE WHO).

5. Persiapan harus komprehensif

Pelaksanaan program vaksinasi memerlukan persiapan yang baik dan komprehensif, termasuk penyusunan pedoman-pedoman terkait vaksinasi oleh perhimpunan profesi, pelatihan petugas vaksin, sosialisasi bagi seluruh masyarakat dan membangun jejaring untuk penanganan efek simpang vaksinasi.

"Keamanan dan efektivitas adalah yang utama selain juga kita semua ingin agar program ini berjalan lancar."

"PB IDI berharap agar program vaksinasi corona ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," tegasnya.

Baca Juga: Petugas Medis di Indonesia Banyak yang Berguguran, 2.479 Perawat Terkonfirmasi Positif Virus Corona, 100 di Antaranya Meninggal Dunia

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksinasi Corona Ditargetkan November, Ini 5 Rekomendasi PB IDI"

Artikel Terkait