Penulis
Intisari-online.com -Korea Utara sampai saat ini tidak mengakui adanya kasus Covid-19 di negara mereka.
Namun meski begitu, Kim Jong-Un sepertinya tidak ingin mempertaruhkan warganya.
Melansir dari Mirror, Korea Utara dilaporkan menunda murid-murid kembali ke sekolah.
Hal ini karena ada sejumlah siswa yang tunjukkan gejala virus Corona.
Murid-murid dilaporkan mengalami demam dan gangguan pernapasan.
Para murid tersebut alami hal itu setelah menonton parade militer Perayaan Berdirinya partai Buruh Sabtu 10 Oktober lalu.
Menteri pendidikan Korea Utara telah tetapkan sekolah di provinsi dan Pyongyang untuk kembali aktif pada 1 November.
Sumber dari Provinsi Pyongan Utara mengatakan kepada Daily NK, "jumlah pasien demam di seluruh negara meningkat sejak parade militer, dan Komite Sentral Anti-epidemi menunjukkan bahwa 18% dari yang bergejala tersebut adalah para siswa."
Dilaporkan sekolah sudah ditutup sejak 12 Oktober sebelum revisi terakhir diumumkan tiga hari kemudian.
Sedangkan universitas pusat, yang ditangani langsung oeh Kabinet Kementerian Kesehatan, juga disebutkan akan memulai aktivitas mereka kembali pada 1 November.
Namun, universitas sebelumnya sudah dibuka terlebih dahulu.
Sumber tersebut juga ungkapkan bahwa beberapa murid yang berpartisipasi di parade militer sebagai Pengawal Merah Pekerja-Tani atau Pemuda Pengawal Merah menderita gejala tersebut.
Begitu juga dengan para mahasiswa yang mengikuti parade umum.
Sementara 27 pendaftar dari Universitas Pendidikan Jasmani Choson yang terlibat dalam acara dikatakan mengidap TBC, mereka menambahkan.
Namun, ada dugaan bahwa kasus ini sebenarnya bisa dikonfirmasi sebagai kasus virus corona.
Di Provinsi Pyongan Utara, para guru dan dokter mengunjungi rumah siswa selama akhir pekan untuk memeriksa kesehatan mereka dan melaporkan laporan sesuai perintah dari departemen pendidikan provinsi, seperti dilaporkan Daily NK.
Sebuah sumber mengatakan kepada outlet berita bahwa awal masa sekolah telah ditunda untuk "secara akurat memahami kesehatan siswa setelah peristiwa [PFD]", daripada masalahnya menjadi "serius".
PFD adalah parade militer pada 10 Oktober lalu.
Staf dari rumah sakit khusus dan distrik di Pyongyang juga melakukan tes dahak dan suhu, serta sinar-X pada siswa yang ikut serta dalam acara tersebut, menurut laporan.
Dan untuk mengganti waktu yang hilang, sekolah-sekolah dilaporkan telah diberitahu untuk memperoleh batu bara atau kayu bakar dan memasang penahan angin untuk menjaga ruang kelas tetap hangat dalam cuaca yang lebih dingin karena "tidak akan ada liburan musim dingin tahun ini".
Beberapa orang tua dikatakan muak dengan penundaan lebih lanjut dan prospek memberikan lebih banyak uang ke sekolah agar mereka dapat beroperasi sepanjang musim dingin.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini