Find Us On Social Media :

Rajanya Mencari Kesempatan dalam Kesempitan di Tengah Konflik Timur Tengah, Arab Saudi Kini Justru di Ambang Kehancuran, Polah Putra Mahkota Ini Jadi Pemicunya

By Tatik Ariyani, Senin, 12 Oktober 2020 | 18:38 WIB

Mohammed bin Salman

Pada tahun 1991, Amerika yang penuh kemenangan mengadakan "konferensi perdamaian" internasional Arab-Israel pertama di Madrid. Arab Saudi diundang

Singkatnya, kegagalan Arab entah bagaimana telah menyebabkan kesuksesan Saudi, baik secara default atau sengaja.

Namun, keharmonisan Arab Saudi-Amerika tiba-tiba berakhir pada tahun 2001 dengan serangan 9/11 al-Qaeda di New York dan Washington. 15 dari 19 pembajak adalah warga negara Saudi.

Kemudian, sekali lagi, Riyadh diselamatkan oleh keadaan, atau oleh kebodohan Amerika lainnya.

Keputusan pemerintahan Bush untuk memperluas apa yang disebut "perang melawan teror" di luar Afghanistan membuat Saudi sekali lagi menjadi sekutu yang sangat diperlukan.

Pada April 2002, Presiden George W Bush menerima pemimpin de facto Saudi, Putra Mahkota Abdullah, di peternakan pribadinya di Texas.

Sebulan sebelumnya, Abdullah berperan penting dalam membuat Liga Arab mengadopsi “inisiatif perdamaian” buatannya yang pada dasarnya berkomitmen untuk formula perdamaian tanah dalam negosiasi dengan Israel.

Setahun kemudian, rezim Saudi yang terlibat terlihat ketika AS menginvasi Irak dengan alasan palsu, meninggalkan negara itu hancur dan kekayaan AS habis karena perang dan pendudukan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Wanita Ini Hanya Bertemu Semalam di Sebuah Klub, Kini Anaknya Pertanyakan Siapa Ayah Kandungnya, Meski Putus Asa Tapi Berusaha Mencarinya, Berhasilkah Ia?