Find Us On Social Media :

Ketika Larangan Masuk Amerika Serikat untuk Prabowo Subianto Dicabut Setelah 20 Tahun, Amnesty Internasional Sebut Ini Bencana untuk HAM, Apa Maksudnya?

By Mentari DP, Minggu, 11 Oktober 2020 | 07:00 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Intisari-Online.com - Berita mengenai Prabowo Subianto yang kini diperbolehkan masuk Amerika Serikat (AS) langsng menarik banyak komentar.

Salah satunya datang dari Amnesty International.

Amnesty International merupakan sebuah gerakan global dengan lebih dari 7 juta orang yang percaya bahwa ketidakadilan adalah masalah personal.

Jumlah ini akan terus bertambah jika kita berjuang untuk mewujudkan sebuah dunia dimana hak-hak asasi dapat dinikmati oleh semua orang.

Baca Juga: Walau Jalani Pelatihan Brutal dan Tak Manusiawi, Nyatanya Pasukan Khusus Filipina Ini Tetap Kewalahan Hadapi Militan ISIS, Langsung Minta Bantuan Kopassus TNI AD

Di mana Amnesty Internasional angkat bicara terkait pencabutan larangan masuk bagi Prabowo Subianto ke Amerika Serikat.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyebut, keputusan negeri Paman Sam tersebut sebagai "bencana bagi hak asasi manusia bagi Indonesia".

"Statusnya sebagai Menteri Pertahanan tidak seharusnya menjadi pengecualian bagi Prabowo untuk mendapatkan visa," kata dia seperti dikutip dari AFP, Sabtu (10/10/2020).

Baca Juga: Susah Payah Merdeka dari Indonesia, Nyatanya Timor Leste Pernah Porak-poranda Hanya Karena Satu Orang, Berani Tembak Presidennya sampai 150 Militer Australia Kewalahan Menangkapnya

 

Usman melanjutkan, apalagi jika visa diberikan tanpa prasyarat yang konkrit dan bermakna.

"Itu akan menjadi bencana bagi hak asasi manusia Indonesia, keputusan yang sangat dahsyat," tuturnya lagi.

Disebutkan AFP, Kedutaan Besar AS di Jakarta menolak berkomentar, dengan alasan kerahasiaan aturan visa.

Sebelumnya juru bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar mengatakan, Menhan Prabowo diundang Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

Kunjungan akan berlangsung pada 15-19 Oktober 2020.

"Undangan ini melanjutkan pembicaraan detail terkait kerja sama bilateral bidamg pertahanan," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Undangan tersebut tentu mengejutkan karena nyatanya Prabowo sudah puluhan tahun dilarang masuk ke AS.

Sebuah laporan harian New York Times mengatakan, tahun 2000, Departemen Luar Negeri AS menolak visa Prabowo Subianto yang pangkat terakhirnya di militer adalah letnan jenderal, untuk menghadiri wisuda anaknya di Boston.

Tapi pihak AS tidak pernah menjelaskan mengapa permohonan visa Prabowo ditolak.

Pada tahun 2012, Prabowo mengatakan kepada Reuters bahwa ia masih ditolak untuk mendapatkan visa AS karena tuduhan bahwa dirinya menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah penggulingan Soeharto.

Dia membantah telah melakukan kesalahan.

Baca Juga: Menham Prabowo Subianto Diundang Menhan AS: Saking Akrabnya Militer Indonesia dan Militer AS, Mereka Tak Hanya Latihan Militer, Tapi Juga Lakukan Hal Ini

 

Dilaporkan Prabowo akan berkunjung ke Negeri Paman Sam pada 15 Oktober hingga 19 Oktober 2020.

"Undangan ini untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerja sama bilateral bidang pertahanan," ujar Juru Bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

Dahnil menuturkan, rencana kunjungan Prabowo ke AS sesuai prinsip politik bebas aktif dan tidak terlibat aliansi militer dengan negara manapun.

Namun demikian, lawatan tersebut tetap menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara.

Terlebih, Prabowo Subianto selama ini juga aktif melakukan diplomasi pertahanan ke berbagai negara.

"Oleh sebab itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan memenuhi undangan resmi pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper tersebut," kata Dahnil.

(Rina Ayu Panca Rini)

(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "AS Cabut Larangan Masuk bagi Prabowo Subianto, Kata Amnesty Internasional: Ini Bencana HAM")

Baca Juga: Masih Batuk-batuk hingga Suaranya Sempat Hilang saat Wawancara, Donald Trump Ngotot Tetap Lakukan Kampanye dengan Ribuan Massa, 'Saya Sudah Membaik'