"Kita membicarakan ratusan dan bahkan ribuan radikal yang berharap mendapat pundi-pundi uang dari perang Karabakh," ujar Naryshkin dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resmi kelompok intelijen tersebut.
"Kita jelas tidak bisa khawatir jika Laut Kaspia Selatan akan menjadi lahan baru organisasi teroris internasional, dan melebar menyerang negara tetangga, termasuk Rusia."
Konflik di daerah kantong tersebut memang sulit untuk diurai.
Nagorno-Karabakh merupakan milik Azerbaijan berdasarkan hukum internasional, tapi dipimpin oleh etnis Armenia.
Kini, kekhawatiran meningkat seiring dengan terlibatnya Turki dalam membantu Azerbaijan, dan Rusia yang berpihak kepada Armenia.
Naryshkin lebih khawatir lagi konflik ini akan lebih besar daripada konflik sebelumnya.
Pasalnya, skalanya yang lebih besar dan fakta bahwa Turki terlibat mendukung Azerbaijan.
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad Selasa lalu menuduh Presiden Turki Erdogan memutar balikkan konflik.