Find Us On Social Media :

Terjadi Mendadak, Orang yang Alami Gangguan Penciuman Kemungkinan Besar Memang Positif Covid-19, Ini Saran Dokter Jika Anda Mengalaminya

By Mentari DP, Kamis, 8 Oktober 2020 | 05:00 WIB

Ilustrasi tes swab.

Intisari-Online.com - Ketika awal pandemi virus corona (Covid-19) menyebar, masyarakat hanya tahu beberapa gejala umumnya.

Seperti batuk, demam, hingga sesak napas.

Tapi karena gejalanya terlalu umum, banyak yang menganggap enteng virus corona.

Apalagi jika mereka merasa tidak pernah ke negara-negara yang terpapar virus corona.

Baca Juga: Trump 'Ngotot' Ingin Ikut Debat Capres Meski Positif Virus Corona, Joe Biden: Jika Dia Masih Mengidap Covid, Kita Tidak Boleh Berdebat

Namun semakin ke sini, gejala virus corona semakin banyak.

Salah satunya adalah dengan gangguan penciuman.

Dilaporkan sejumlah pasien positif Covid-19 mengalami beberapa gangguan penciuman.

Sehingga, gangguan penciuman jadi prediksi Covid-19 awal yang dianggap valid.

Bahkan bila dibandingkan dengan batuk, flu, polip, gangguan penciuman pada orang yang terjangkit covid-19 lebih khas karena sifatnya mendadak.

Baca Juga: Pro dan Kontra Terus Bermunculan, Tapi Omnibus Law UU Cipta Kerja Sudah Disahkan oleh DPR, Adakah Cara untuk Membatalkannya?

Seringkali setelah kehilangan penciuman, juga kehilangan indera pengecepan. Sehinnga semua makanan yang masuk terasa hambar.

“Di beberapa studi menyebutkan kalau indera penciuman ada gangguan, kebanyakan Covid hanya di sel-sel hidung belum sampai ke sel-sel neuron."

"Tapi bisa juga si virus ini mengenai tenggorokan, lalu ke paru tergantung orangnya, yang paling rentan di mana,”  kata dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan, dr. Sakina Umar, Sp.THT-KL.

Penjelasan itu disampaikan dr. Sakina saat talkhshow kesehatan Radio Sonora dengan tema Bagaimana Virus Covid 19 Menyerang Indera Penciuman, oada Selasa (6/10/2020).

 

Ia menjelasan, penularan Covid 19 melalui droplet atau percikan ludah.

Droplet ini bisa saja mengenai bagian tubuh mana saja.

Terutama di daerah mukosa dan paling dominan di saluran pernafasan. Sejauh ini dari penelitin yang diadakan, virus paling banyak berkumpul hidung dan tenggorokan.

Hal inilah yang membuat mekanisme tes swab dianjurkan pangembilan di belakang hidung dan tenggorokan.

Sebenarnya bisa juga diambil sampel dari paru, namun tentu lebih mudah pengambilan di hidung dan tenggorokan.

Dokter Sakina menyarankan ketika ada gangguan penciuman secara mendadak walaupun tidak demam, batuk, segera lakukan tes swab untuk memastikan apakah terkena infeksi Covid 19 atau tidak.

Baca Juga: Hanya 3 Hari Dirawat dan Kembali ke Gedung Putih, Video Ini Perlihatkan Kondisi Trump Jauh dari Kata Sehat, Dokter: Trump Jelas Kesulitan Bernapas

Sebelum tes juga ada baiknya memposisikan diri sebagai pasien positif dengan melakukan isolasi mandiri.

Menurutnya, tes swab bisa dilakukan secepatnya begitu ada gangguan penciuman.

Bila hasilnya negatif bisa juga diulang 3 hari kemudian untuk memastikan.

Bila hasilnya tetap negative bisa bernafas lega karena bukan terkena Covid 19, namun tetap dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebab gangguan penciuman tersebut.

Dari hasil penelitian, gangguan penciuman, ditemukan sekitar 30-70 persen yang terinfeksi Covid 19. 

Gangguan penciuman pada pasien positif Covid 19, biasanya dialami dalam hitungan hari, seminggu atau maksimal 30 hari.

“Ketika virus menduduki epitel hidung di bagian atas, akan sembuh lebih cepat."

"Hampir 90 persen sembuh dalam hitungan hari."

"Namun ketika mengenai sensori ke otak sembuh akan akan lebih lama."

"Sangat sedikit yang gangguan penciumannya bersifat permanen."

"Bila 3 bulan tanpa treatment, berusia lanjut, serta ada gangguan neurologic lainnya, gangguan penciuman biasanya permanen,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Militernya Sangat Kuat dan Punya Hak yang Diakui Dunia, Indonesia Diklaim Bisa Jadi Pemimpin Negara-negara Asia Tenggara untuk Lawan China

Gangguan perasa yang menyertai gangguan penciuman biasanya membuat makanan menjadi hambar.

”Pada pasien covid tidak merasakan asam pahit manis."

"Kalau disebabkan virus lain manis dan pahit masih bisa merasakan."

"Walaupun belum clear karena penelitian mengenai Covid 19 masih berlanjut terus,” kata dokter dari RS Siloam Kebon Jeruk tersebut.

(Willem Jonata)

(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Gangguan Penciuman Orang Positif Covid-19 Lebih Khas, Dokter Spesialis THT Beri Penjelasan")

Baca Juga: Tuduh China 'Infeksi Dunia', Warga Negeri Panda Berduyun-duyun Ejek Trump Pasca Terinfeksi Covid-19, Bahkan Sebut Kejadian Itu Bak 'Hadiah Hari Nasional'