Find Us On Social Media :

Uni Eropa Menanas, Jermain Ingin Rusia Dihukum Atas Kasus Navalny yang Diracunin, Hubungan Moskow dan Sejumlah Negara Barat Pun Makin Buruk

By Mentari DP, Minggu, 4 Oktober 2020 | 13:05 WIB

ilustrasi racun.

Karena insiden ini, Navalny mengalami koma selama tiga minggu.

Lalu pada awal September 2020, Navalny dikabarkan telah tersadar dari dari komanya.

Kabar itu disampaikan oleh dokter yang merawat Navalny sebagaimana dilansir dari BBC paa Senin (7/9/2020). 

Nah, terkait kejadian itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas telah menyerukan sanksi baru dari Uni Eropa terhadap Rusia atas keracunan yang dialami pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.

Sebab, para dokter di Jerman mengatakan hasil tes toksikologi yang dilakukan di laboratorium militer memberikan "bukti tegas" bahwa Navalny diracuni dengan racun saraf Novichok.

Lalu Jerman, Prancis, dan negara Barat lainnya telah menuntut penjelasan dari Kremlin untuk penyakit Navalny.

Namun Rusia mengatakan tidak melihat bukti kuat bahwa dia diracun dan menyangkal keterlibatan dalam serangan apa pun terhadapnya.

"Saya yakin bahwa tidak akan ada lagi sanksi," kata Maas.

“Sanksi harus selalu tepat sasaran dan proporsional."

"Tetapi pelanggaran berat terhadap Konvensi Senjata Kimia Internasional tidak dapat dibiarkan begitu saja."

"Dalam hal ini, kami bersatu di Eropa," tambah Maas.

Jerman saat ini memegang jabatan presiden bergilir dari blok 27 anggota.

Baca Juga: Diabaikan oleh Anwar Ibrahim, Mahathir Mohamad Batal Angkat Anak Didiknya Itu Jadi Perdana Menteri Malaysia Berikutnya, 'Dulu Saya Berjanji, Kini Saya Tidak Tahu'