Find Us On Social Media :

Melalui Dokumen Rahasia Ini, Terungkap Tentara Indonesia yang Dituduh Membantai 200.000 Penduduk Timor Leste, Ternyata Hanya 'Alat' yang Dikendalikan Oleh Amerika

By Afif Khoirul M, Minggu, 4 Oktober 2020 | 10:32 WIB

Operasi Seroja 1975.

Dokumen Pentagon Ð diperoleh oleh East Timor Action Network yang berbasis di AS dan anggota kongres Illinois Lane Evans, merinci setiap latihan dalam program pelatihan rahasia, yang dilakukan di bawah proyek Pentagon yang disebut JCET (Joint Combined Education and Training). 

Mereka menunjukkan pelatihan itu dalam keahlian militer yang hanya bisa digunakan secara internal melawan warga sipil, seperti perang gerilya perkotaan, pengawasan, kontra-intelijen, penembak jitu, dan 'operasi psikologis'.

Komandan khusus yang dilatih di bawah program AS telah dikaitkan dengan kekerasan saat ini dan beberapa pembantaian terburuk dalam 20 tahun terakhir, termasuk pembantaian di Kraras pada tahun 1983 dan di Santa Cruz pada tahun 1991.

Program rahasia yang diungkapkan dalam dokumen tersebut, menjadi fokus pelatihan militer ketika bantuan di atas kapal dibatasi oleh Kongres setelah pembantaian Santa Cruz. 

Kongres telah turun tangan setelah sekitar 270 pengunjuk rasa, banyak dari mereka anak sekolah dibunuh oleh pasukan Kopassus saat mereka berpawai melalui Dili.

Sponsor Amerika atas rezim Indonesia dimulai sebagai masalah ideologi Perang Dingin, setelah kekalahan di Vietnam.

Gerakan sayap kiri di Timor Timur ditakuti oleh Jakarta dan dilihat oleh AS sebagai gaung mereka di Afrika bagian selatan dan pemerintahan Salvador Allende di Chili. 

Pelecehan Jakarta terhadap pemerintah Timor dan invasi tahun 1975 secara terselubung dimotori oleh Amerika Serikat.

Pelatihan korps perwira Indonesia mencapai puncaknya pada pertengahan tahun delapan puluhan. 

Baca Juga: Sudah 24 Jam Terinfeksi Covid-19, Kondisi Trump Disebut 'Sangat Mengkhawatirkan', Kesulitan Bernapas hingga Terima Bantuan Oksigen