Penembakan rudal terjadi di tengah kekhawatiran berkurangnya batas hulu ledak nuklir.
AS secara resmi menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah pada 2 Agustus 2019, memicu kekhawatiran bahwa perlombaan senjata baru dapat terjadi.
Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah 1987 yang ditandatangani antara Washington dan Uni Soviet melarang penggunaan rudal balistik darat, rudal jelajah, dan peluncur rudal kedua negara.
Jenis persenjataan ini dapat mencapai target dari jarak menengah, diatur pada jarak antara jarak 500 km dan jangkauan 5.500 km tergantung pada jenis sistemnya.
Presiden Donald Trump mengumumkan pada Oktober 2018 bahwa ia ingin menarik AS keluar dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF), menuduh Moskow melanggar ketentuan perjanjian senjata nuklir.
Tetapi Kremlin telah menolak tuduhan tersebut, menekankan bahwa penghapusan perjanjian INF akan memaksa Rusia untuk mengambil tindakan untuk memastikan keamanannya.
Sekarang kedua negara sedang menguji sistem rudal yang sebelumnya dilarang berdasarkan perjanjian 1987.
Sementara China, seperti yang terlihat di Laut China Selatan, juga menjadi ancaman.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari