Pernah Menjagal Puluhan Tentara Israel dengan Tangannya Sendiri, Inilah Mustafa Tlass, Jenderal Suriah Pengikut Setia Presiden Hafes al Assad

Khaerunisa

Penulis

Mustafa Tlass adalah sosok yang setidaknya telah mengabdi selama 30 tahun sebagai menteri pertahanan Suriah

Intisari-Online.com - Mustafa Tlass adalah salah satu sosok yang pernah membuat Israel kelimpungan.

Ia berkontribusi untuk Suriah dalam perang Yom Kippur dengan menjagal puluhan tentara Israel langsung dengan tangannya sendiri.

Selain kontribusinya dalam perang melawan Israel itu, setidaknya Mustafa Tlass telah mengabdi selama 30 tahun sebagai menteri pertahanan Suriah.

Perjalanannya meraih jabatan tersebut memang tak lepas dari kedekatannya dengan Presiden SuriahHafes al Assad.

Baca Juga: Memulai Karier sebagai Sopir Truk Militer, Inilah Mordechai Hod, Sosok yang Berhasil Tentukan Kemenangan Israel dalam Perang Enam Hari ‘Hanya’ dalam Waktu 45 Menit

Mustafa Tlass adalah pengikut setia dari Hafes al Assad Presiden Suriah.

Tlass termasuk sedikit pengecualian dalam rezim Assad. Ia gemar menggumbar omongan dan sangat oportunistis. Oleh sebab itu ia bisa bertahan lama dalam pemerintahan Suriah.

Naiknya pria kelahiran Homs 1932 ini di kancah elit Suriah banyak dipengaruhi faktor pertemanan dan keberuntungan.

Meski begitu,Mustafa Tlass sendiri juga merupakan seorang militer dan politikus yang cakap.

Baca Juga: Viral Video Pengantin Wanita Meninggal Saat Dirias Jelang Akad Nikah, Ketua RT Beberkan Fakta Sebenarnya Mengenai Hal Tersebut

Namanya mulai terangkat pada 1963, sesaat setelah Assad melakukan kudeta.

Padahal banyak kalangan menyatakan dirinya tak memiliki kontribusi apa-apa dalam kudeta tersebut.

Namun Assad sangat terkesan pada teman seangkatannya di Akademi Miiter Suriah ini.

Pertemanan mereka menjadi semakin erat tatkala Tlass mengajukan diri merawat dan melindungi istri dan anak Assad pada waktu junjungannya itu dipenjara pada 1958.

Baca Juga: AlamiHipertrofi Otot? Berikut Penyebab Utamanya, Jangan Sampai Salah

Pada saat Assad melakukan “koreksi revolusi” di Suriah pada 1970, pamor Tlass pun naik.

Dua tahun kemudian Tlass diangkat menjadi Menteri Pertahanan.

Hubungan mereka semakin erat ketika Tlass mampu menggagalkan rencana kudeta saudara Assad, Rifaat, pada 1984.

Rifaat mencoba meraih kesempatan pada saat Assad terkena serangan jantung.

Baca Juga: Dianggap Lebih Lemah Karena Belum Punya Sekutu,MiliterArmenia Justru Berhasil Tembak Jatuh Pesawat TempurAzerbaijan, 'Semua Unit Militer Armenia Telah Disiagakan Penuh'

Jabatan Menteri Pertahanan Suriah dijabat Tlass hingga tahun 2004 dan baru berakhir pada saat Bashar al Assad naik menggantikan bapaknya Hafes al Assad sebagai pemimpin Suriah.

Dengan alasan peremajaan, Bashar mencopot Tlass yang sudah berusia 72 tahun.

Walaupun banyak terbantu faktor pertemanan dengan Assad, sebenarnya Tlass juga seorang militer dan politikus yang cakap.

Ia adalah perwakilan Suriah yang menjembatani negosiasi antara pemimpin PLO, Yasser Arafat dengan Raja Hussein dari Yordania yang bersengketa setelah peristiwa Black September pada tahun 1971.

Baca Juga: Jadi Band Asing Pertama yang Tampil di Negara Kim Jong-un, Inilah Fakta- fakta Laibach, Dikenal sebagai Band Kontroversial

Sebelum Perang Yom Kippur meletus, Tlass banyak memfasilitasi kunjungan dan pertemuan Assad dengan pimpinan-pimpinan negara Arab lain, terutama Mesir.

Tlass juga banyak aktif dalam menarik dukungan Uni Soviet dalam perang tersebut.

Dalam Perang Yom Kippur, prestasi Tlass pun termasuk yang sangat membanggakan.

Ia pernah secara vulgar telah membunuh puluhan tentara Israel dengan tangannya sediri.

Baca Juga: India Bisa 'Memukul' China, Syaratnya Hanya Butuh Satu Hal Ini, Sudah Bekerja Sama dengan Rusia?

Energi Tlass seperti tidak pernah habis. Ia juga mengucapkan ucapan-ucapan kontroversial.

Ia diantaranya pernah mengejek pribadi Yasser Arafat.

Tetapi ia sangat mendukung Presiden Irak Saddam Hussein, yang mau menyerang Israel dengan rudal scud pada Perang Teluk I.

Tlass bayak menulis buku. Buku-buku yang kebanyakan diterbitkan sendiri itu diantaranya memuat tentang perang gerilya. Dalam bukunya ia banyak mediskrditkan Israel. (Ade Sulaeman)

Baca Juga: Meski Telah Merdeka Selama 18 Tahun, Timor Leste Tak Punya Mata Uang Sendiri dan Malah Gunakan Dollar Amerika, Ternyata Begini Asal Mulanya

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait