Find Us On Social Media :

Eropa Timur Geger Sampai Rusia Gelagapan, Perang Azerbaijan dan Armenia Berpotensi Pecah Kembali

By May N, Senin, 28 September 2020 | 11:02 WIB

Kondisi rumah yang hancur akibat konflik perbatasan Azerbaijan-Armenia, di Desa Aygepar, Provinsi Tavush, Armenia, pada 15 Juli 2020.

Intisari-online.com - Genting. Perang antara Azerbaijan dan Armenia berpotensi pecah kembali.

Situasi memanas di Republik Nagorno-Karabakh yang tidak diakui Azerbaijan.

Pemerintah Armenia memberlakukan darurat militer, setelah eskalasi di Nagorno-Karabakh, dan mengumumkan mobilisasi umum, tulis Perdana Menteri Nikol Pashinyan di halaman Facebook-nya pada Minggu (27/8).

"Rekan-rekan yang terhormat, sekarang, dengan keputusan pemerintah, darurat militer dan mobilisasi umum berlaku di Armenia.

Baca Juga: 8 Unit Pasukan Khusus Israel yang Mematikan, dari Menyusup ke Bawah Tanah, Dilengkapi Teknologi Canggih hingga Persenjataan Rahasia

"Saya mendorong semua personel untuk datang ke kantor perekrutan," katanya seperti dikutip kantor berita TASS.

Sebelumnya, Presiden Republik Nagorno-Karabakh yang tidak diakui Arayik Harutyunyan mengumumkan darurat militer karena eskalasi situasi di jalur kontak dengan Azerbaijan.

"Kami mulai memobilisasi semua warga negara yang berusia di atas 18 tahun. Darurat militer diberlakukan di negara ini," ujar Harutyunyan seperti dilansir TASS.

Pada Minggu (27/9) pagi, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, Armenia mulai menembaki secara intensif posisi tentara dan permukiman Azerbaijan, dengan korban tewas dan luka-luka di antara penduduk sipil.

Baca Juga: Sadarlah AS! China Jauh Lebih Digdaya dari Uni Soviet, Perang Dingin Berikutnya akan Jadi Perang Abadi Jika Langkah Ini Tak Segera Diambil

Sejurus kemudian, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan, angkatan bersenjata Azerbaijan melancarkan serangan ke arah Nagorno-Karabakh.

Rusia desak kedua belah pihak hentikan tembakan

Konflik antara Azerbaijan dan Armenia pecah pada Februari 1988, ketika Daerah Otonomi Nagorno-Karabakh mengumumkan pemisahannya dari Republik Soviet Sosialis Azerbaijan.

Selama konflik 1992-1994, Azerbaijan kehilangan kendali atas Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah yang berdekatan.

Baca Juga: Hanya Perlu 60 Jam! Eropa Timur Bakal dengan Mudah Diinvasi Rusia Meski NATO Berjuang Mempertahankannya, Hanya Senjata Mematikan Ini yang Bisa Membalasnya

Sejak 1992, telah dilakukan negosiasi penyelesaian konflik secara damai dalam kerangka OSCE Minsk Group yang diketuai oleh Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis.

Moskow meminta pihak-pihak yang bertikai di zona Nagorno-Karabakh untuk segera menghentikan tembakan dan memulai negosiasi untuk menstabilkan situasi, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan.

"Menurut informasi yang tersedia, situasi di zona konflik Nagorno-Karabakh telah memburuk secara tajam," kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti TASS lansir.

"Kami menyerukan para pihak untuk segera menghentikan tembakan dan memulai negosiasi untuk menstabilkan situasi," tegas Kementerian Luar Negeri Rusia.

Baca Juga: Pasca Holocaust: Hingga 250.000 Pengungsi Yahudi Tak Mau Kembali ke Eropa Timur

(SS. Kurniawan)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini