Find Us On Social Media :

Lebih dari 70 Tahun Israel Deklarasikan Diri sebagai Negara, Urusan Batas Wilayahnya Masih Belum Selesai Tapi Meluas Berlipat Ganda, Begini Perkembangannya

By Khaerunisa, Selasa, 22 September 2020 | 17:15 WIB

(ilustrasi) Israel

Intisari-Online.com - Sampai saat ini masalah batas-batas wilayah Israel belum juga selesai, setelah lebih dari 70 tahun Israel mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara.

Berbagai upaya dilakukan selama beberapa dekade namun belum juga membuahkan hasil.

Bahkan, perang, perjanjian dan okupasi wilayah masih terus terjadi dan mengubah bentuk negara Yahudi tersebut dari waktu ke waktu.

Berikut adalah serangkaian peta Israel yang berubah beserta peristiwa dan alasannya.

Baca Juga: Israel Berdamai dengan Sejumlah Negara Arab, Bagaimana Nasib Palestina setelah dapat 'Pengkhianatan'?

Tanah yang kini menjadi wilayah Israel dulu adalah bagian dari Kekaisaran Ottoman yang dikuasai Turki selama berabad-abad.

Namun, Perang Dunia Pertama (PD I) dan runtuhnya kekaisaran Ottoman menyebabkan wilayah yang dikenal sebagai Palestina - tapi bagi orang Yahudi, bagian di sebelah barat Sungai Jordan disebut tanah Israel - diserahkan ke Inggris untuk dikelola oleh kekuatan Sekutu yang menang perang (segera setelah disahkan oleh Liga Bangsa-Bangsa).

Inggris diamanahkan untuk mempersiapkan pendirian "sebuah rumah nasional bagi bangsa Yahudi" di tanah Palestina, selama langkah itu tidak mengurangi hak-hak sipil dan agama komunitas non-Yahudi di sana.

Kebangkitan nasionalisme Arab Palestina ditambah dengan pertumbuhan cepat populasi kecil Yahudi di Palestina - terutama setelah munculnya Nazisme pada tahun 1930-an - memperlihatkan sebuah peningkatan kekerasan Arab-Yahudi di Palestina.

Baca Juga: Dikenal Sangat Rahasia dan Tertutup, Korea Utara Malah Pamerkan Negaranya Melalui Chanel di Youtube, Tetapi Isinya Sulit Dipercaya

Inggris kemudian menyerahkan masalah tersebut kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang pada tahun 1947 mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara - satu Yahudi, satu Arab - dengan wilayah Yerusalem - Betlehem menjadi kota internasional.

Rencana tersebut diterima oleh para pemimpin Yahudi Palestina, tetapi ditolak oleh para pemimpin Arab.

Pemimipin Yahudi di Palestina mendeklarasikan berdirinya negara bernama Israel pada tanggal 14 Mei 1948, menjadi akhir mandat Inggris, meskipun tanpa mengumumkan titik-titik perbatasan negara.

Setelah deklarasi, Israel diserang oleh lima tentara Arab, menandai dimulainya Perang Kemerdekaan Israel.

Baca Juga: Bangun Tidur Langsung Buka HP? Awas Kamu Bisa Terkena 3 Masalah Ini

Pertempuran itu berakhir pada tahun 1949 dengan serangkaian gencatan senjata dan menghasilkan batas-batas di sepanjang wilayah zona pertempuran antara Israel dengan negara-negara tetangga.

Batas itu kemudian dikenal sebagai Jalur Gaza (diduduki oleh Mesir) dan Yerusalem Timur dan Tepi Barat (diduduki oleh Yordania).

Negara-negara Arab di sekitarnya menolak untuk mengakui Israel, yang berarti perbatasannya belum disepakati.

Perubahan terbesar perbatasan wilayah Israel terjadi pada tahun 1967, ketika konflik yang dikenal dengan Perang Enam Hari membuat Israel menguasai wilayah Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur dan sebagian besar Dataran Tinggi Golan Suriah. Wilayah Israel meluas berlipat ganda. 

Baca Juga: Mau Turunkan Berat Badan dengan Cepat, Coba Saja Lakukan Diet Telur Rebus Selama Dua Minggu. Bagaimana Caranya? Ini Dia!

Israel secara efektif mencaplok Yerusalem Timur - mengklaim seluruh kota sebagai ibu kotanya - dan Dataran Tinggi Golan.

Langkah ini tidak diakui oleh komunitas internasional, sampai ketika Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump mengubah posisi resminya - menjadi negara besar dunia pertama yang melakukannya.

Secara meluas, opini internasional terus menganggap Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah yang diduduki.

Salah satu garis perbatasan darat Israel yang disepakati untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 1979, ketika Mesir menjadi negara Arab pertama yang mengakui negara Yahudi dan batas wilayahnya.

Baca Juga: Virus Corona Ternyata Bisa ‘Kabur’ dari Tubuh Setelah 14 Hari, Ini Resep Rahasianya!

Di bawah perjanjian itu, perbatasan Israel dengan Mesir ditetapkan dan Israel menarik semua pasukan dan penduduknya dari wilayah Sinai, sebuah proses yang diselesaikan pada tahun 1982.

Di sisi lain, perjanjian itu membuat Israel menduduki Jalur Gaza, Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan, sebagai garis batasnya (sebelumnya dikuasai Mesir), sesuai dengan garis gencatan senjata 1949.

Pada tahun 1994, Yordania menjadi negara Arab kedua yang mengakui Israel dengan menyepakati garis batas yang panjang dengan Israel.

Baca Juga: Kudeta Berdarah Peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli, Awal Mula Jatuhnya Rezim Orde Baru Soeharto: ''Soerjadi 'Disponsori' Rezim Orde Baru karena Saat Itu Megawati Terpilih Sebagai Ketua Umum Partai''

Kemudian, meskipun belum ada perjanjian damai antara Israel dan Lebanon, garis gencatan senjata tahun 1949 kedua negara berfungsi sebagai perbatasan wilayah utara Israel secara de facto, sementara perbatasan Israel dengan Suriah hingga kini tetap tidak jelas.

Sama halnya, Israel telah memiliki perbatasan de facto dengan Gaza sejak menarik pasukan dan penduduknya keluar pada 2005, tetapi Gaza dan Tepi Barat dianggap sebagai satu kesatuan yang diduduki oleh PBB, dan perbatasan resmi belum ditentukan.

Status dan garis batas final di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur telah dinegosiasikan antara Israel dan Palestina, namun pembicaraan selama beberapa dekade belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Ingat, Jangan Simpan Minyak Goreng dalam Gelas Kaleng, Efeknya Bisa Merugikan, Lho!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menang Perang, Garis Batas Israel Meluas Berlipat Ganda, Begini Perkembangannya...

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari