Inggris kemudian menyerahkan masalah tersebut kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang pada tahun 1947 mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara - satu Yahudi, satu Arab - dengan wilayah Yerusalem - Betlehem menjadi kota internasional.
Rencana tersebut diterima oleh para pemimpin Yahudi Palestina, tetapi ditolak oleh para pemimpin Arab.
Pemimipin Yahudi di Palestina mendeklarasikan berdirinya negara bernama Israel pada tanggal 14 Mei 1948, menjadi akhir mandat Inggris, meskipun tanpa mengumumkan titik-titik perbatasan negara.
Setelah deklarasi, Israel diserang oleh lima tentara Arab, menandai dimulainya Perang Kemerdekaan Israel.
Baca Juga: Bangun Tidur Langsung Buka HP? Awas Kamu Bisa Terkena 3 Masalah Ini
Pertempuran itu berakhir pada tahun 1949 dengan serangkaian gencatan senjata dan menghasilkan batas-batas di sepanjang wilayah zona pertempuran antara Israel dengan negara-negara tetangga.
Batas itu kemudian dikenal sebagai Jalur Gaza (diduduki oleh Mesir) dan Yerusalem Timur dan Tepi Barat (diduduki oleh Yordania).
Negara-negara Arab di sekitarnya menolak untuk mengakui Israel, yang berarti perbatasannya belum disepakati.
Perubahan terbesar perbatasan wilayah Israel terjadi pada tahun 1967, ketika konflik yang dikenal dengan Perang Enam Hari membuat Israel menguasai wilayah Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur dan sebagian besar Dataran Tinggi Golan Suriah. Wilayah Israel meluas berlipat ganda.