Dari Senjata Wajib Teroris Sampai Rudal Bodoh, Ini 5 Senjata Mengerikan Uni Soviet, Saking Canggihnya Sampai Bikin Dunia Tak Habis Pikir Mengapa Negara Komunis Itu Bisa Runtuh

Tatik Ariyani

Penulis

Israel menganggap roket-roket Katyusha yang digunakan Hamas dan Hizbullah sebagai "rudal bodoh".

Intisari-Online.com -Uni Soviet memang sudah tidak ada lagi sejak 25 tahun yang lalu.

Meski demikian, satu warisan besar tetap ada: sejarah produksi dan desain senjata Uni Soviet.

Senjata Soviet mencerminkan filosofi desain yang berbeda. Barat lebih menyukai persenjataan yang kompleks, mahal, dan mungkin direkayasa secara berlebihan.

Baik tank Tiger atau F-35, mereka lebih memilih kualitas daripada kuantitas.

Baca Juga: Pendeta di Papua Tewas Ditembak dengan Tangan Tertebas, KKB Sebut TNI yang Kehilangan Senjata Sebagai Pelakunya, Indonesia Bantah Lewat Data Mencekam

Namun, Soviet lebih memilih senjata yang lebih murah dan lebih sederhana yang dapat diproduksi dalam jumlah banyak, digunakan dalam perang modern, dan kemudian dengan mudah diganti.

Uni Soviet hilang, tetapi senjatanya tetap hidup.

Uni Soviet membuat senjata yang hebat. Bahkan, beberapa senjata telah menjadi legendaris, masih digunakan di seluruh dunia dalam banyak konflik.

Senjata Soviet mencerminkan filosofi desain yang berbeda.

Melansir The National Interest, berikut ini adalah beberapa senjata terbaik Soviet:

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya Ungguli AS dan China, Rusia Miliki Rudal Hipersonik yang Kecepatannya 5 Kali Lebih Cepat,Tapi Trump Tidak Terima, 'Rusia MencuriTeknologi Itu dari AS'

1. AK-47

AK-47 bukan hanya senapan serbu. Itu adalah ikon, pernyataan politik, senjata favorit para gerilyawan dan teroris selama Perang Dingin.

Dengan lebih dari 100 juta AK-47 yang diproduksi, kata "ubiquitous" bahkan tidak berlaku.

Terinspirasi oleh senapan serbu Stg-44 Nazi Jerman, AK-47 merupakan senjata yang sederhana, murah dan tahan lama.

AK-47 adalah senjata yang sempurna untuk wajib militer Soviet dan tentara Dunia Ketiga yang kurang terlatih.

AK hampir selalu terlibat dalam setiap konflik dan peperangan di seluruh dunia. Termasuk hampir seluruh aksi teroris di dunia.

Kerap digambarkan para teroris mengenakan penutup kepala dan menenteng AK. Di Indonesia salah satunya.

Dalam hal korban jiwa (sipil dan militer) yang ditimbulkan selama 60 tahun terakhir, AK-47 mungkin merupakan senjata paling mematikan di planet ini.

Baca Juga: Dunia Sudah Gila, Anak Ini Kubur Hidup-hidup Ibunya yang Lumpuh di Sebuah Makam Kosong dan Ditinggal Tanpa Makan dan Minum Berhari-hari

2. Tank T-34

Banyak yang memperdebatkan apakah T-34 merupakan tank terbaik dari Perang Dunia II.

Tapi tidak ada keraguan dalam benak tentara Jerman yang ketakutan pada tahun 1941.

Dengan meriam 76,2 milimeter yang kuat, lapis baja setinggi dua inci (untuk perlindungan balistik yang lebih besar) dan jalur lebar untuk bergerak melalui lumpur Rusia, T- 34 mengungguli tank apa pun di pihak Jerman pada saat itu.

Sedangkan untuk infanteri Jerman, mereka hanya bisa menyaksikan dengan tidak percaya dan ngeri saat peluru dari senjata anti-tank kecil mereka memantul seperti bola spitball sebelum monster seberat 30 ton itu menghancurkan mereka.

Satu T-34 menerima 23 serangan dari meriam anti-tank 37 milimeter, dan hanya mengalami kerusakan kecil.

Sama seperti "Tiger fright" yang menimpa pasukan AS dan Inggris menghadapi tank berat Nazi, infanteri Jerman akan melarikan diri sebelum T-34.

Baca Juga: Padahal Jelas-jelas Hanya Mau Ambil Untung dari Kemerdekaan Timor Leste, Australia Sesumbar Sebut Dirinya Pahlawan di Timor Leste, Ini Alasannya

3. Roket Katyusha

Versi asli dari BM-13 Katyusha adalah sebuah truk-terpasang dengan beberapa peluncur roket.

Seperti T-34, Katyusha terbukti mengejutkan pasukan Jerman pada tahun 1941.

Tiba-tiba, 4,35 ton ledakan tinggi membanjiri area seluas 10 hektar dalam 7 hingga 10 detik, menurut satu sumber.

Hizbullah dari arah Lebanon juga menggunakan Katyusha untuk menyerang militer Israel.

Sebenarnya, Israel menganggap roket-roket Katyusha yang digunakan Hamas dan Hizbullah sebagai "rudal bodoh" karena ketika diluncurkan tanpa menggunakan sistem pemandu sehingga bisa menghantam apa saja.

Karena tanpa sistem pemandu itulah roket-roket yang diluncurkan dalam jumlah besar malah sulit ditangkis dan membuat miiter Israel kalang kabut.

4. Mig-15

Bagi pilot AS yang terbiasa dengan superioritas udara di tahun-tahun terakhir Perang Dunia II, kemunculan Mig-15 di atas Korea sangat mengejutkan.

Faktanya, jet tempur Soviet sangat mematikan sehingga bomber B-29 milik AS, meskipun dikawal oleh pesawat tempur berat, harus beralih dari serangan siang hari ke malam hari di Korea Utara.

Baca Juga: Komando Teater China 'Bikin Ulah' di Tiga Laut Sekaligus, India Was-was Setengah Mati, Bayangan Pencaplokan Tibet Tahun 1950 Langsung Menyeruak Kembali

Berdasarkan adaptasi teknologi Jerman serta mesin jet yang dijual oleh Inggris ke Moskow, Mig-15 cepat, dapat bermanuver, dan bersenjata berat.

Pesawat jet awal AS, seperti P-80 dan F-84, ternyata kalah kelas.

Lebih dari 18.000 Mig-15 dibuat oleh Uni Soviet, satelit Pakta Warsawa, dan China. Mig-15 digunakan di angkatan udara lebih dari 40 negara.

5. RPG-7

Pada paruh kedua Perang Dunia II, penggunaan roket anti-tank meluas, termasuk bazoka AS, PIAT Inggris, dan terutama Panzerfaust Jerman.

RPG-7 telah menjadi artileri ringan orang miskin, digunakan sebagai pembasmi-bunker, senjata anti-pesawat (menembak jatuh Blackhawks AS di Somalia) dan senjata serba guna umum kapan saja seorang prajurit berjalan kaki perlu mendapatkan proyektil peledak ke bawah.

RPG-7 sangat produktif sehingga hampir sama ikoniknya dengan AK-47.

RPG-7 — dan berbagai tiruannya dari China, Iran, dan lainnya — telah digunakan di hampir setiap konflik sejak awal 1960-an.

Jika teknologi senjata adalah warisan terbesar Uni Soviet, maka itu menjelaskan tentang apa yang ditawarkan oleh Komunisme Soviet.

Meskipun demikian, senjata Soviet mendapatkan tempatnya dalam sejarah.

Baca Juga: Tahunya Hanya China dan Amerika yang Sedang Memanas, Terungkap Ternyata Negara-negara Besar Sudah Gontok-gontokan, Benarkah Perang Dunia Semakin Dekat?

Artikel Terkait